Memelihara Lisan
Oleh: M. Jamaluddin
Wahai kekasih yang mulia: lisan ini merupakan salah satu ayat-ayat Allah SWT yang artinya: \"Lidah dan dua buah bibir. Dan kami telah menunjukkan kepadamu dua jalan\".
Dengan sebab inilah, manusia bisa tarangkat kepada derajat surga dan mendapat keberuntungan dengan ridho Ar-Rahman. Dan dengan sebab inilah juga ia terjerumus dilapisan paling bawah serta azab dan siksa baginya.
Imam An-Nawawy berkata: \"ketahuilah sudah seharusnya bagi setiap muallaf untuk menjaga lisannya dan semua ucapan, kecuali ucapan yang jelas manfaatnya. Dan apabila bersamaan manfaat berbicara dan diam, maka yang sunnah adalah menahan diri, karena sering kali ucapan biasa bisa menyeret kepada yang haram atau makruh, dan ini biasanya banyak terjadi, sedangkan selamat dari yang haram dan makruh adalah sesuatu yang tidak terkini harganya\".
Perlu diketahui bahwa ucapan kita bisa mencelakakan kita dan juga bisa menyelamatkan kita. Tinggal kita bagaimana menjaga dan menggunakan lisan kita. Karena itulah, tatkala nabi SAW bersabda kepada Mu\`adz beliau sambil memegang lisannya sendiri. \"Tahanlah ini .\" Mu\`adz merasa heran dan bertanya. \" Apakah kami disiksa dengan apa yang kami ucapkan..?\". Beliau bersabda. \" Ibumu kehilanganmu..! tidaklah manusia terjerumus kedalam neraka dengan muka tersungkur kecuali karena apa yang dihasilkan oleh lidah mereka\".
Pleh karena itu, hendaklah kita bener-benar menjaga lisan kita agar tidak terpeleset pada omongan-omongan yang tidak bermanfaat apalagi yang tidak baik yang dapat menjerumuskan kita ke perbuatan dosa. Sesungguhnya di sisi kita ada malaikat Raqib Atid . Firman Allah SWT yang artinya: \" Tidak suatu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.\"
Sesungguhnya lisan ini adalah penguasa atau raja atas semua anggota tubuh, semuanya tunduk dan patuh baginya. Jika ia lurus, niscaya semua anggota tubuh kita ikut lurus juga. Jika ia bengkok, bengkoklah semua anggota tubuh kita. Salamatul insan min hifdzil lisan.