MENGAPA KITA MEMBENCI KEMATIAN
Luthfi Bashori
Kematian adalah suatu hal yang pasti terjadi pada setiap orang, namun hampir setiap orang itu takut terhadap kematian. Bahkan sudah berbagai macam cara dilakukan oleh orang hanya untuk menjaiuhkan diri mereka dari kematian.
Setiap orang siapapun figurnya, apapun etnisnya dan dimanapun berada, selagi masih ada di bawah kolong langit, pasti meyakini adanya kematian yang bakal menghampiri dirinya. Hanya saja kebanyakan orang itu tidak menyadari, atau bahkan sengaja melupakan bahwa dengan datangnya sinar mentari setiap hari di waktu pagi yang silih berganti, maka pada tiap hari itu pula hakikatnya mereka semakin mendekati kematian.
Yang runyam, ada di kalangan mereka yang melupakan kematian itu, justru semakin jadi dalam menumpuk dosa dosa dan dosa.
Macam-macam jenis kemaksiatan yang mereka lakukan untuk menumpuk dosa tersebut. Ada yang berupa kejahatan watak pembenci kepada sesama muslim, sebut saja Penjahat Hasud, Penjahat Iri dan Penjahat Dengki, dan yang sejenisnya.
Atau Penjahat Rakus, yang tak peduli harta halal maupun haram, semuanya dimasukkan ke kantong pribadinya untuk memuaskan isi perut dan hatinya.
Betapa seringnya munculnya berita tertangkapnya para koruptor yang justru terjadi di kalangan orang-orang yang usianya di atas 50 tahun, padahal hampir semua orang itu tahu, bahwa rata-rata usia manusia dewasa itu tidak terlalu jauh dari usia 63 tahun, sesuai wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Artinya, bahwa orang yang hidupnya mencapai usia 50 tahun, maka sisa hidupnya pun tidak jauh-jauh dari sekitar 15 tahunan lagi, ia akan menjumpai kematian. Nah, apakah dalam menanti kematian itu akan ditambahi melakukan kemaksiatan demi kemaksiatan untuk menumpuk dosa-dosanya?
Belum lagi saat ini marak pula adanya para Penjahat Kelamin yang sedang bergentayangan di muka bumi, bahkan para pelakunya juga banyak yang sudah berusia mendekati kematian. Tentunya masih banyak jenis-jenis Penjahat yang tua-tua keladi, semakin tua semakin menjadi. Jika di masa tua itu mereka tidak segera bertobat kepada Allah, lantas memperbanyak istighfar serta amal ibadah, maka sudah dapat dipastikan jika mereka itu akan semakin takut terhadap kematian, coba dicermati dialog berikut ini:
RAJA SULAIMAN BIN ABDUL MALIK: Hai Imam Abu Hazim, mengapa kita membenci kematian?
IMAM ABU HAZIM: Karena kamu memakmurkan duniamu dan merobohkan akhiratmu, kamu tidak menyukai kepindahan dari kemakmuran menuju kerusakan.
RAJA SULAIMAN: Bagaimana cara mendatangi Allah?
IMAM ABU HAZIM: Wahai Amirul Mukminin, orang yang berbuat baik itu seperti orang yang pulang setelah pergi jauh dan mendatangi keluarganya dalam keadaan gembira. Adapun orang yang berdosa adalah seperti budak yang kabur, lalu mendatangi tuannya dalam keadaan takut dan sedih.