NABI SAW BERASAL DARI KALANGAN ANAK YATIM
Luthfi Bashori
Mengapa Allah SWT mendidik Nabi-Nya dalam keadaan yatim ? Ada yang mengatakan karena dasar setiap sesuatu yang besar berasal dari yang kecil, dan kesudahan dari sesuatu yang remeh adalah menjadi penting.
Hal itu dimaksudkan pula agar Nabi SAW dapat memahami, bahwa sekalipun dengan kondisi yatim piatu, namun beliau SAW dapat mencapai tingkat kemuliaannya, beliau SAW dapat mengetahui bahwa orang mulia itu ialah siapa yang dimuliakan Allah SWT.
Beliau SAW juga dapat mengetahui, bahwa kekuatannya bukan berasal dari bapak-bapak dan ibu-ibu maupun harta, akan tetapi kekuatannya berasal dari Allah SWT.
Sekaligus agar beliau menyayangi kaum miskin dan anak-anak yatim. Allah SWT berfirman tentang masa kecil beliau SAW yang artinya, Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. (QS. Adh-Dhuha: 6-8).
Betapa mulianya metode pendidikan yang diterapkan oleh Allah terhadap kehidupan Nabi Muhammad SAW. Dengan jenjang yang teratur dan terarah semacam itu, maka beliau SAW dapat mencapai derajat yang paling tinggi di antara makhluk-makhluk yang pernah diciptakan olehg Allah.
Karena itu, seseorang yang benar-benar ingin memiliki jiwa yang tangguh dan semangat membaja, maka hendaklah memulai karirnya dalam segala hal itu, dimulai dari yang kecil untuk menuju jenjang yang besar, dari yang sedikit menuju perolehan yang banyak, dari yang rendah untuk menuju tingkat yang tinggi, dari yang remeh untuk menuju jenjang yang jauh lebih mulai.
Seseorang yang bercita-cita mulia, hendaklah menghindarikan dirinya dari upaya-upaya peng-karbit-an, atau upaya pemaksaan diri dengan pematangan sebelum waktunya, atau sengaja mengadakan trik-trik tipuan khusus untuk tujuan pengatrolan nama di depan masyarakat dengan tujuan mendapatkan kehormatan, sekalipun hakikatnya belum cukup matang untuk mendapatkan apa yang ia harapkan. Umumnya, banyak yang menggunakan jurus khalif tu`raf (tampil bedalah dengan orang lain , maka engkau akan cepat terkenal).
Karena upaya-upanya nista yang demikian itu, sangat jauh dari tuntunan dan tauladan kehidupan Nabi Muhammad SAW.