URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
KEJARLAH ILMU AGAMA SETINGGI LANGIT 
  Penulis: Pejuang Islam  [18/1/2024]
   
SHALAT SUNNAH & BACA ALQURAN DI RUMAH 
  Penulis: Pejuang Islam  [16/1/2024]
   
HADIAH TERBAIK ADALAH NASEHAT 
  Penulis: Pejuang Islam  [11/1/2024]
   
PARA PENYAMPAI HADITS NABI 
  Penulis: Pejuang Islam  [8/1/2024]
   
PENASIHAT ITU DIPERCAYA 
  Penulis: Pejuang Islam  [31/12/2023]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Jumat, 19 April 2024
Pukul:  
Online Sekarang: 2 users
Total Hari Ini: 149 users
Total Pengunjung: 5863642 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
TATKALA TERBIT MATAHARI 
Penulis: Pejuang Islam [ 14/1/2013 ]
 
TATKALA TERBIT MATAHARI

Luthfi Bashori

Apa sebaiknya yang dilakukan umat Islam jika mendapati matahari terbit ? Maka sabda Nabi SAW berikut adalah amalan baik yang dapat dilaksanakan:

Tidaklah terbit matahari sekalipun, kecuali ada dua malaikat yang mendampinginya seraya berdoa : Ya Allah, barangsiapa yang bersedekah (di saat itu) maka balaslah dengan ganti (tambah rejeki) yang baik, dan barangsiapa yang pelit maka balaslah dengan ganti (susut rejeki ) yang buruk. (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Alhakim).

Betapa indahnya janji Allah sebagaimana dalam sabda Nabi SAW di atas. Intinya siapa saja di antara umat Islam yang ingin rejekinya dilapangkan oleh Allah, maka hendaklah ia rajin bersedekah, bahkan jika ia akan beristiqamah sedekah setiap pagi hari, sekalipun dengan sedikit uang atau barang, maka Allah akan menggantinya dengan rejeki yang lebih baik.

Tentunya, keterangan yang demikian ini membutuhkan keyakinan hati yang penuh, dan tidak dapat dirasionalkan secara logika. Karena logika manusia pasti akan mengatakan, jika ada seseorang yang memberikan uang atau barangnya kepada orang lain, pasti uang atau barangnya itu akan berkurang.

Namun terhadap dunia rejeki, ternyata Allah berlaku lain, barangsiapa yang rajin bersedekah maka Allah berjanji akan melipatgandakan rejekinya. Hal ini sesuai pandangan secara umum, yaitu kebanyakan orang mempercayai falsafah : Jenis kelamin, kelahiran, jodoh, rejeki, kematian adalah menjadi hak prerogatif Allah.

Minimal bagi orang yang berjiwa dermawan maka lingkup pergaulannya akan diterima oleh masyarakat luas, sehingga peluang untuk mendapat rejeki (pekerjaan) itu semakin luas.

Berbeda dengan orang yang bersifat pelit, maka ia akan terkucilkan dari pergaulan di tengah masyarakat, dan dalam situasi seperti ini berarti ia telah mempersempit gerak langkah bagi dirinya sendiri dan mempersempit rejeki (pekerjaannya).


   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: Muthoin Tsamma Amiin  - Kota: Nanga Pinoh Kal Bar
Tanggal: 16/1/2013
 
Asswrwb Ammy, Semoga Ammy sekeluarga sehat lahir batin... Aamiin...
Allahumma Sholliwassalim wabarik ala sayyidina Muhammad wa ala alihi washohbihi adjmain... 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Alhamdulillah rabbil aalamiin.

2.
Pengirim: Abul Bashar  - Kota: palangka raya
Tanggal: 16/1/2013
 
Dikisahkan oleh salah satu santri Kyai Hamid Pasuruan. Konon, beliau pernah kedatangan tamu seorang petinggi negara di era Presiden Suharto. Pati tersebut datang pada malam hari usai shalat Isya'. Di saat yang bersamaan, Kyai Hamid juga sedang menerima tamu seorang warga masyarakat dari desa. Tamu dari desa ini mempunyai niatan meminta satu amalan agar terbebas dari lilitan hutang. Melihat ada pejabat negara yang sowan, tamu dari desa ini berniat berpamitan sebelum mengutarakan niatnya.

Melihat orang tersebut akan berpamitan pulang, Kyai Hamid mencegahnya dan menyuruh orang desa tersebut menunggu di masjid. Dan memintanya kembali datang pada esok harinya usai shalat subuh.

Usai menerima pati, sekitar pukul 11 malam, Kyai Hamid berjalan keluar dari kediaman beliau menuju masjid sambil membawa bungkusan plastik.
Ternyata Kyai Hamid menuju masjid dan mencari orang desa tadi.
Tampak dari kejauhan, orang desa tersebut ternyata tidur diteras masjid sambil melungker berselimutkan sarung. Melihat tamunya tertidur, Kyai Hamid tidak membangunkannya. Beliau menyelipkan bungkusan plastik yang beliau bawa ke dalam sarung orang tersebut, kemudian kembali ke kediaman beliau.

Keesokan harinya, orang desa ini terbangun sebelum subuh dan mendapati ada bungkusan di dalam sarung yang dia pakai untuk berselimut. Sembari bertanya-tanya dalam hati, apa yang ada dalam bungkusan itu dan siapa yang meletakkannya di dalam sarungnya, orang desa itu membukanya secara hati-hati.
Ternyata, bungkusan itu berisi uang puluhan ribu dalam jumlah yang banyak.

Si orang desa terkejut. Dia bergegas bangkit dan menghitung jumlah uang tadi. Setelah dihitung berulang-ulang, jumlah uang sesuai dengan jumlah hutang yang harus dia bayarkan.

Belum hilang rasa kagetnya, datang seorang santri Kyai Hamid memberitahukan pada orang tersebut agar kembali ke rumah Kyai untuk diajak sholat berjamaah.

Usai sholat, Kyai Hamid memberikan nasehat seperti biasanya di depan para santri.

Dalam nasehatnya, beliau bercerita perihal tamu pejabat yang datang semalam dan meceritakan apa yang beliau peroleh dari pati tersebut.

Beliau berkata, " Konon, Kanjeng Nabi pernah begegas dan tampak terburu-buru pulang ke rumahnya usai sholat subuh berjamaah dengan para sahabat. Melihat kejadian itu, pada siang harinya para sahabat bertanya pada Kanjeng Nabi, " Duhai Rasul, tidak seperti biasanya Engkau tidak memberikan nasehat kepada kami usai shalat subuh tadi." Mendengar pertanyaan sahabat Beliau, Kanjeng Nabi pun bercerita, " Ya, usai salam tadi subuh, saya teringat kalau di rumah saya masih menyimpan 1 dirham. Dan saya tidak mau hari ini saya menyimpan harta dari hari kemarin sebelum semua saya nafkahkan untuk keluarga dan sisanya saya sedekahkan untuk orang lain,"
Itulah yang terjadi pada kepribadian Kanjeng Nabi. Maka tadi malam saya perhatikan anak dan isteri saya sudah tercukupi semua, sedangkan menjelang tidur saya memperoleh uang dari pejabat itu, maka kenapa saya tidak menyontoh Kanjeng Nabi dalam urusan sedekah ? Apalagi sebelum kedatangan tamu pejabat tadi, ada seorang tamu juga yang benar2 membutuhkan uang tersebut," urai Kyai Hamid menjelaskan.

Dari kisah ini, dapat diambil hikmah dan pelajaran, jika sudah cukup bagi kita dan keluarga kita, kenapa kita harus menyimpan yang seharusnya rejeki itu untuk orang lain yang membutuhkan.

Efek dari sifat dermawan yang dimiliki Kyai Hamid, dapat kita saksikan hingga detik ini. Setiap acara peringatan Haul Beliau, tidak pernah sepi dari jamaah yang hadir, bahkan acara haul tersebut menjadi salah satu acara haul terbesar di Indonesia. Ratusan ribu jamaah yang datang bisa dipastikan kalau mereka mendapatkan jamuan secara merata dan menyeluruh.

Setidaknya seperti yang disampaikan oleh Kyai Luthfi dalam artikel diatas.

Semakin dermawan maka semakin banyak teman. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Radliyallahu ta'ala 'anhu.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2024 Oleh Pejuang Islam