|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
|
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Jumat, 19 April 2024 |
Pukul: |
Online Sekarang: 2 users |
Total Hari Ini: 149 users |
Total Pengunjung: 5863642 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
TATKALA TERBIT MATAHARI |
Penulis: Pejuang Islam [ 14/1/2013 ] |
|
|
TATKALA TERBIT MATAHARI
Luthfi Bashori
Apa sebaiknya yang dilakukan umat Islam jika mendapati matahari terbit ? Maka sabda Nabi SAW berikut adalah amalan baik yang dapat dilaksanakan: Tidaklah terbit matahari sekalipun, kecuali ada dua malaikat yang mendampinginya seraya berdoa : Ya Allah, barangsiapa yang bersedekah (di saat itu) maka balaslah dengan ganti (tambah rejeki) yang baik, dan barangsiapa yang pelit maka balaslah dengan ganti (susut rejeki ) yang buruk. (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Alhakim). Betapa indahnya janji Allah sebagaimana dalam sabda Nabi SAW di atas. Intinya siapa saja di antara umat Islam yang ingin rejekinya dilapangkan oleh Allah, maka hendaklah ia rajin bersedekah, bahkan jika ia akan beristiqamah sedekah setiap pagi hari, sekalipun dengan sedikit uang atau barang, maka Allah akan menggantinya dengan rejeki yang lebih baik. Tentunya, keterangan yang demikian ini membutuhkan keyakinan hati yang penuh, dan tidak dapat dirasionalkan secara logika. Karena logika manusia pasti akan mengatakan, jika ada seseorang yang memberikan uang atau barangnya kepada orang lain, pasti uang atau barangnya itu akan berkurang. Namun terhadap dunia rejeki, ternyata Allah berlaku lain, barangsiapa yang rajin bersedekah maka Allah berjanji akan melipatgandakan rejekinya. Hal ini sesuai pandangan secara umum, yaitu kebanyakan orang mempercayai falsafah : Jenis kelamin, kelahiran, jodoh, rejeki, kematian adalah menjadi hak prerogatif Allah. Minimal bagi orang yang berjiwa dermawan maka lingkup pergaulannya akan diterima oleh masyarakat luas, sehingga peluang untuk mendapat rejeki (pekerjaan) itu semakin luas. Berbeda dengan orang yang bersifat pelit, maka ia akan terkucilkan dari pergaulan di tengah masyarakat, dan dalam situasi seperti ini berarti ia telah mempersempit gerak langkah bagi dirinya sendiri dan mempersempit rejeki (pekerjaannya).
|
1. |
Pengirim: Muthoin Tsamma Amiin - Kota: Nanga Pinoh Kal Bar
Tanggal: 16/1/2013 |
|
Asswrwb Ammy, Semoga Ammy sekeluarga sehat lahir batin... Aamiin...
Allahumma Sholliwassalim wabarik ala sayyidina Muhammad wa ala alihi washohbihi adjmain... |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Alhamdulillah rabbil aalamiin. |
|
|
|
|
|
|
|
2. |
Pengirim: Abul Bashar - Kota: palangka raya
Tanggal: 16/1/2013 |
|
Dikisahkan oleh salah satu santri Kyai Hamid Pasuruan. Konon, beliau pernah kedatangan tamu seorang petinggi negara di era Presiden Suharto. Pati tersebut datang pada malam hari usai shalat Isya'. Di saat yang bersamaan, Kyai Hamid juga sedang menerima tamu seorang warga masyarakat dari desa. Tamu dari desa ini mempunyai niatan meminta satu amalan agar terbebas dari lilitan hutang. Melihat ada pejabat negara yang sowan, tamu dari desa ini berniat berpamitan sebelum mengutarakan niatnya.
Melihat orang tersebut akan berpamitan pulang, Kyai Hamid mencegahnya dan menyuruh orang desa tersebut menunggu di masjid. Dan memintanya kembali datang pada esok harinya usai shalat subuh.
Usai menerima pati, sekitar pukul 11 malam, Kyai Hamid berjalan keluar dari kediaman beliau menuju masjid sambil membawa bungkusan plastik.
Ternyata Kyai Hamid menuju masjid dan mencari orang desa tadi.
Tampak dari kejauhan, orang desa tersebut ternyata tidur diteras masjid sambil melungker berselimutkan sarung. Melihat tamunya tertidur, Kyai Hamid tidak membangunkannya. Beliau menyelipkan bungkusan plastik yang beliau bawa ke dalam sarung orang tersebut, kemudian kembali ke kediaman beliau.
Keesokan harinya, orang desa ini terbangun sebelum subuh dan mendapati ada bungkusan di dalam sarung yang dia pakai untuk berselimut. Sembari bertanya-tanya dalam hati, apa yang ada dalam bungkusan itu dan siapa yang meletakkannya di dalam sarungnya, orang desa itu membukanya secara hati-hati.
Ternyata, bungkusan itu berisi uang puluhan ribu dalam jumlah yang banyak.
Si orang desa terkejut. Dia bergegas bangkit dan menghitung jumlah uang tadi. Setelah dihitung berulang-ulang, jumlah uang sesuai dengan jumlah hutang yang harus dia bayarkan.
Belum hilang rasa kagetnya, datang seorang santri Kyai Hamid memberitahukan pada orang tersebut agar kembali ke rumah Kyai untuk diajak sholat berjamaah.
Usai sholat, Kyai Hamid memberikan nasehat seperti biasanya di depan para santri.
Dalam nasehatnya, beliau bercerita perihal tamu pejabat yang datang semalam dan meceritakan apa yang beliau peroleh dari pati tersebut.
Beliau berkata, " Konon, Kanjeng Nabi pernah begegas dan tampak terburu-buru pulang ke rumahnya usai sholat subuh berjamaah dengan para sahabat. Melihat kejadian itu, pada siang harinya para sahabat bertanya pada Kanjeng Nabi, " Duhai Rasul, tidak seperti biasanya Engkau tidak memberikan nasehat kepada kami usai shalat subuh tadi." Mendengar pertanyaan sahabat Beliau, Kanjeng Nabi pun bercerita, " Ya, usai salam tadi subuh, saya teringat kalau di rumah saya masih menyimpan 1 dirham. Dan saya tidak mau hari ini saya menyimpan harta dari hari kemarin sebelum semua saya nafkahkan untuk keluarga dan sisanya saya sedekahkan untuk orang lain,"
Itulah yang terjadi pada kepribadian Kanjeng Nabi. Maka tadi malam saya perhatikan anak dan isteri saya sudah tercukupi semua, sedangkan menjelang tidur saya memperoleh uang dari pejabat itu, maka kenapa saya tidak menyontoh Kanjeng Nabi dalam urusan sedekah ? Apalagi sebelum kedatangan tamu pejabat tadi, ada seorang tamu juga yang benar2 membutuhkan uang tersebut," urai Kyai Hamid menjelaskan.
Dari kisah ini, dapat diambil hikmah dan pelajaran, jika sudah cukup bagi kita dan keluarga kita, kenapa kita harus menyimpan yang seharusnya rejeki itu untuk orang lain yang membutuhkan.
Efek dari sifat dermawan yang dimiliki Kyai Hamid, dapat kita saksikan hingga detik ini. Setiap acara peringatan Haul Beliau, tidak pernah sepi dari jamaah yang hadir, bahkan acara haul tersebut menjadi salah satu acara haul terbesar di Indonesia. Ratusan ribu jamaah yang datang bisa dipastikan kalau mereka mendapatkan jamuan secara merata dan menyeluruh.
Setidaknya seperti yang disampaikan oleh Kyai Luthfi dalam artikel diatas.
Semakin dermawan maka semakin banyak teman. |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Radliyallahu ta'ala 'anhu. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|