URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
KEJARLAH ILMU AGAMA SETINGGI LANGIT 
  Penulis: Pejuang Islam  [18/1/2024]
   
SHALAT SUNNAH & BACA ALQURAN DI RUMAH 
  Penulis: Pejuang Islam  [16/1/2024]
   
HADIAH TERBAIK ADALAH NASEHAT 
  Penulis: Pejuang Islam  [11/1/2024]
   
PARA PENYAMPAI HADITS NABI 
  Penulis: Pejuang Islam  [8/1/2024]
   
PENASIHAT ITU DIPERCAYA 
  Penulis: Pejuang Islam  [31/12/2023]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Jumat, 29 Maret 2024
Pukul:  
Online Sekarang: 1 users
Total Hari Ini: 24 users
Total Pengunjung: 5860376 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
SYEIKH IBNU HAZAM ADH-DHAHIRI MENYIKAPI SYIAH 
Penulis: Pejuang Islam [ 12/10/2012 ]
 
SYEIKH IBNU HAZAM ADH-DHAHIRI MENYIKAPI SYIAH

Luthfi Bashori

Di dalam kitab Almilal wan nihal yang dikarang oleh Al-Imam Syahrastani (wafat 548 H, dalam usia 70 tahun) disebutkan tentang bagaimana pandangan ilmiah Syeikh Ibnu Hazam Adh-dhahiri dalam menyikapi ajaran Syiah Imamiyah (yang sekarang, sekte ini berusaha dikembangkan di Indonesia oleh para alumni Iran).

Bermula di saat kaum Nasrani menuduh, bahwa umat Islam juga telah merubah ayat-ayat kitab suci Alquran, maka Syeikh Ibnu Hazam Adh-dhahiri menjawab tuduhan kaum Nasrani itu sebagai berikut:

Tuduhan mereka, yakni kaum Nasrani, yang mengatakan bahwa golongan Islam Syiah juga merubah kitab suci Alquran, maka kami jawab : Sesungguhnya golongan Rafidhah (Syiah Imamiyah) ini bukanlah bagian kaum muslimin.

Karena golongan Syiah Imamiyah ini muncul pertama kali setelah dua puluh lima tahun dari wafatnya Rasulullah SAW. Syiah Rafidhah ini adalah golongan yang mengikuti langkah-langkah Yahudi dan Nasrani dalam melakukan kebohongan dan kekafiran. (Almilal wan nihal, 2/65).

Ternyata pandangan ulama terdahulu pun tidak berbeda dalam menilai kesesatan sekte Syiah Imamiyah ini dengan pendapat ulama pakar aqidah dewasa ini dalam menerangankan perbedaan prinsip ajaran agama Syiah dengan ajaran agama Islam.

Para pakar ulama Ahlus sunnah wal jamaah juga menghukumi kaum Syiah Imamiyah sebagai golongan di luar Islam, pandangan ini sama halnya terhadap kaum Ahmadiyah yang juga dihukumi termasuk agama lain di luar Islam.

Coba perhatikan kelanjutan pandangan Syeikh Ibnu Hazam Adh-dhahiri:

Salah satu pendapat golongan Syiah Imamiyah, baik yang terdahulu maupun yang sekarang, ialah mereka meyakini bahwa Alquran itu sesungguhnya telah diubah. Sedangkan orang yang mengatakan bahwa Alquran itu itu telah berubah, maka ia benar-benar kafir dan mendustakan Rasulullah SAW. (Almilal wan nihal, 4/139).

Pernyataan Syeikh Ibnu Hazam Adh-dhahiri ini sangat jelas dan tegas, karena beliau adalah seorang yang benar-benar alim dan benar-benar menguasai ilmu agama Islam khususnya dalam bidang aqidah dengan baik dan benar.

Kenyataan ini sangat kontras dengan pandangan tokoh-tokoh Indonesia yang kini sering tampil di depan publik dengan mengatasnamakan Islam, namun mereka mati-matian membela kepentingan Syiah Imamiyah di Indonesia bahkan berani menyatakan bahwa Syiah Imamiyah itu masih tergolong Islam.

Pernyataan tokoh-tokoh semacam ini jelas-jelas menandakan kedangkalan ilmu agama mereka semata. Repotnya, mereka sudah terlanjur dianggap sebagai tokoh Islam oleh masyarakat awwam, bahkan secara terang-terangan tokoh-tokoh publik semacam ini berani membela ajaran sesat Syiah Imamiyah itu tanpa rasa takut sedikit pun kepada Allah.

Di Indonesia ini memang aneh, seringkali terjadi, ada seseorang yang tiba-tiba mendapat gelar sebagai ulama, sekalipun dirinya sama sekali tidak menguasai ilmu agama Islam. Sebut saja jika ada orang yang benar-benar menjadi aktifis di sebuah organisasi berlabel Islam, lantas karirnya menanjak karena keaktifannya dalam keorganisasian itu, sekalipun dirinya tidak pernah belajar ilmu agama, maka di saat namanya sering muncul di media massa atas nama organisasi Islam,  masyarakat awwam akan menggolongkan orang semacam ini sebagai ulama. Entah itu dipanggil Kiai, Gus, atau Ustadz, maupun panggilan lainnya yang berkonotasi sebagai ulama.

Demikian juga jika ada pejabat pemerintah yang sering tampil di depan umum, lantas berbicara agama, sekalipun dirinya sama sekali tidak mengerti ilmu agama selain hanya kulitnya saja, maka kalangan awwam sering terpanah oleh ulasannya sekalipun bertentangan dengan kaedah agama. Sayangnya tak jarang pendapat si pejabat ini tetap dijadikan acuan oleh  awwam, karena yang berbicara dianggap seorang tokoh Islam.

Termasuk juga pada umumnya, jika ada perkumpulan ulama dan umara dalam suatu acara bersama, maka orang semacam ini juga sering mendapat undangan dari pihak panitianya atas nama ulama.

Kemudian mulailah dirinya sering tampil di depan publik atas nama ulama, dan ironisnya banyak pendapatnya sekalipun berlawanan dengan ajaran syariat yang sebenarnya, akan dibenarkan oleh masyarakat awwam.

Termasuk jika suatu saat si tokoh Islam karbitan model begini, tiba-tiba tampil di depan publik membela kepentingan aliran sesat semacam ajaran sekte Syiah Imamiyah, maka tak jarang kaum awwam pun ikut terpengaruh oleh pandangan si tokoh karbitan ini dalam pembenarannya terhadap aliran sesat yang dibelanya.
 
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: Muthoin Tsamma Amiin  - Kota: Nanga Pinoh (Kalimantan Barat)
Tanggal: 13/10/2012
 
Asswrwb Ammy yang saya muliakan... semoga Ammy selalu dalam lindungan Allah Ta'ala...
Afwan,
Saya sangat setuju sekali banget... (setuju pool)... dengan pendapat Ammy tentang syiah imamiah (Iran)..
Tapi ada satu hal yang saya kagum dari Iran... yaitu kepala negara atau decision maker atau pengambil keputusan strategis atau top elite penguasa disana dipegang oleh imam - imam... ya itulah salah satunya Imam Khomaini (dedengkot syiah imamiyah)...
Saya doakan nanti Ammy dan para ustadz, kiai, habaib, muhaddist, mufassir di Indonesia menjadi penguasa sesungguhnya di bumi Indonesia ini... Aamiin.....
Karena ada anekdot mengenai kenapa Indonesia gak maju - maju sampai sekarang.... karena Indonesia "cuma" dikuasai oleh tiga alumni saja... Yaitu alumni Akabri, alumni Universitas Indonesia dan Alumni Istitut Teknologi Bandung.... Subhanallah.....
Coba kalau antum yang jadi president ya Ammy......
Wasswrwb 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Afwan, kami pribadi tidak berhasrat jadi presiden dg sistem Indonesia ini (4 tahun ganti). Itu tidak mengadopsi sistem Islam.

2.
Pengirim: MasIbro  - Kota: purworejo
Tanggal: 13/10/2012
 
Sy secara umum masih awwam sekali dlm telaah agama. Sy ingin tahu apa ada golongan Syiah yg "tergolong" Islam? Kalau Iran msk yg mana, mengapa mereka tetap bisa berziarah haji (diijinkan oleh kerajaan Saudi)? Syukron.  
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Kalau urusan bolehnya masuk Saudi, itu banyak orang kafir yang bekerja di Saudi, tentara Amerika dan sekutunya juga pernah mendirikan bascamp di Jeddah saat perang teluk (Saudi vs Iraq). Orang kafir yang punya paspor Islam, sekalipun dia kafir, maka tetap diperbolehkan masuk Makkah dan Madinah oleh pihak aparat keamanan se tempat.

Demikian juga sesesat apa pun sebuah sekte, misalnya Lia Eden yang mengaku dirinya jadi malaikat, jika mengurus paspor dengan identitas Islam maka tidak akan dicekal oleh aparat Saudi Arabiah.

Agar tahu kesesatan Syiah, akhi yang rajin baca artikel-artikel kami di situs ini yang bertema Syiah. Mudah-mudahan tambah ilmu.

3.
Pengirim: Madyan  - Kota:
Tanggal: 22/10/2012
 
Salam Ammy, ulasan yang sangat menarik dan senang dengan blog Ammy..serasa belajar di Ribath (halaqah) Ammy lagi...

Ammy, saya mau tanya apakah menurut Ammy, "Syiah imam 12" itu satu macam aliran yang fahamnya seragam total, atau di dalamnya juga terpecah-pecah lagi? Jika ada fraksi2 lagi, sejauh mana perbedaan itu My?

Di dalam ulasan Ammy disebutkan bahwa ada salah SATU pendapat syiah yang meyakini al-Quran yang ada di hadapan kita sekarang ini telah di tahrif (diubah). Berarti apakah ada golongan syiah imam 12 lain yang tidak berpendapat demikian? bagaimana menyikapi syiah 12 yang berbeda-beda atau (mungkin) seragam itu? 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Kami lebih senang mengkaji suatu aliran itu yang kongkrit-kongkrit saja, maksudnya saat membicarakan Syiah, maka kami hanya membahas Syiah yang sedang kita hadapi, dan saat ini gencar disebarkan di Indonesia, yaitu Syiah yang dianut oleh Khomeini, dan saat ini disebarkan di Indonesia oleh para alumni Iran. Syiah ini adalah Syiah Imamiyah Itsna `Isyariyah (12 Imam).

Mereka mempunya metode penyebaran ajaran dengan Dobble Standart. Jika menghadapi masyarakat pada umumnya, mereka akan melancarkan propaganda dengan menampilkan ajarannya yang banyak kesamaannya dengan ajaran Islam, bahkan tak segan-segan menyuarakan upaya peningkatan ukhuwah islamiyah antara Sunni -Syiah.

Dalam tataran semacam ini, maka mereka akan menyebarkan ajaran lewat buku-buku yang isi kandungannya banyak kesamaannya dengan ajaran agama Islam pada umumnya, hanya saja untuk lebih menarik masyarakat, maka mereka menghisai dakwahnya dengan cara seakan-akan ajaran Syiah itu lebih mencintai Ahlul bait, anak turun Nabi SAW dibanding dengan kecintaannya kepada pihak lain. Metode ini cukup efektif untuk mengelabuhi umat.

Namun jika sudah ada dari kalangan masyarakat yang terjerat dakwah mereka, bahkan sudah menjadi bagian dari kaum Syiah Imamiyah itu sendiri, di sanalah penggemblengan yang sesungguhnya dilakukan tokoh-tokoh Syiah.

Mereka akan memberikan ajaran maupun buku-buku panduan khusus tentang hakikat Syiah Imamiyah, sebut saja kitab Alkaafi yang isinya penuh kemutradan. Metode ini pun dilakukan secara hati-hati dan diupayakan jangan sampai terbongkar oleh umat Islam.

Karena jika sampai terbongkar, maka umat Islam pasti akan anti pati terhadap ajaran Syiah yang sesungguhnya. Seperti yang tertera pada Al-Kafi, juz 2, hal 634, no 27: Dari Ali bin Alhakam, dari Hisyam bin Salim, dari Abu Abdillah SA berkata : Sesungguhnya Alquran yang dibawa oleh Jibril kepada Nabi Muhammad SAW itu berjumlah 17.000 ayat.

Padahal umat Islam seluruh dunia meyakini bahwa Kitab Suci Alquran milik umat Islam yang beredar sejak jaman para shahabat Nabi hingga saat ini, menurut pendapat termasyhur adalah berjumlah 6666 ayat. Berarti Alquran Versi Syiah itu tiga kali lipat dari Alquran kitab suci umat Islam.

Keyakinan mereka terhadap tahriiful Quran ini juga dibukukan pada kitab Syiah berjudul Fashlul khithaab fii tahriifi kitaabi rabbil arbaab. Almahdulillah kami punya naskahnya, karena dulu kami dapat kiriman dari salah satu penganut Syiah Imamiyah hasil penggemblengan oleh tokoh-tokoh Syiah itu sendiri.

Atau tuduhan Syiah terhadap kemurtadan para shahabat tertera dalam kitab Al-Kafi juz 8, hal 245, no 341: Dari Hannan, dari ayahnya, dari Abu Jakfar AS berkata : Konon orang-orang (seluruh Shahabat Nabi) itu menjadi murtad setelah Nabi wafat, kecuali tiga orang saja yang selamat. Maka ditanyakanlah: Siapa tiga orang yang selamat itu ? Abu Jakfar menjawab : Almiqdad bin Al-aswad, Abu Dzar Alghifari, dan Salman Alfarisi RA.

Jika ada penganut Syiah imamiyah yang mengatakan dirinya berbeda dengan Syiah Imamiyah seperti yang kami terangkan di atas, ketahuilah penganut Syiah semacam ini sedang melancarkan ajaran TAQIYYAH di hadapan umat Islam.

Taqiyyah adalah menampilkan sesuatu secara dhahir yang berbeda (bertolakbelakang) dengan keyakinan asli yang sesungguhnya ada di hatinya.

Dalam ajaran Syiah, dikatakan Taqiyyah adalah pokok agama mereka. Al Kulaini di dalam Al Kafi 2/174 menukilkan –dengan dusta- ucapan Abu Ja’far: “Taqiyyah merupakan agamaku dan agama para pendahuluku. Tidak ada keimanan bagi seseorang yang tidak bertaqiyyah”. Dalam riwayat lain -dengan dusta- dari Abu Abdillah: “Tidak ada agama bagi seorang yang tidak bertaqiyyah”.

Taqiyyah adalah kemuliaan agama seseorang. Al Kulaini di dalam Al Kafi 2/176 meriwayatkan –dengan dusta- ucapan Abu Abdillah kepada Sulaiman bin Khalid: “Wahai Sulaiman, sesungguhnya engkau diatas agama yang apabila seseorang menyembunyikannya (bertaqiyyah), maka Allah akan muliakan dia. Barangsiapa menampakkannya maka Allah akan hinakan dia”.

Taqiyyah merupakan sebuah ibadah yang paling dicintai Allah Abu Abdillah mengatakan di dalam Al Kafi 2/219 karya Al Kulaini –dengan dusta- : “Tidaklah Allah diibadahi dengan suatu amalan yang lebih Dia cintai daripada Al Khab’u. Aku (periwayat) bertanya: “Apa itu Al Khab’u? Beliau menjawab: “Taqiyyah”.


4.
Pengirim: haris  - Kota: jakarta
Tanggal: 27/10/2012
 
Assalammualaikum wr wb......kalo mmg seperti bagaimana pendapat ustad ttg konferensi Islam internasional di Amman-Yordania thn 2005 lalu yg mghasilkan 3 point Risalah Amman? 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Kami hanya menyikapi apa yang kami temukan secara riil pada ajaran Syiah Imamiyah sesuai dengan apa yang tertera pada kitab-kitab rujukan Syiah Imamiyah itu sendiri, tanpa harus terpengaruh sedikitpun dengan adanya pertemuan Internasional itu, karena kami mempunyai kitab-kitab rujukan utama kaum Syiah terserbut.

Banyak sekali diadakan pertemuan Sunni-Syiah yang dikemas sedemikian rupa, namun kenyataan di lapangan pertemuan itu hanyalah kamuflase semata, dan tidak pernah mengupas kesesatan ajaran Syiah Imamiyah sesuai kaedah ilmiah.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2024 Oleh Pejuang Islam