URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
KEJARLAH ILMU AGAMA SETINGGI LANGIT 
  Penulis: Pejuang Islam  [18/1/2024]
   
SHALAT SUNNAH & BACA ALQURAN DI RUMAH 
  Penulis: Pejuang Islam  [16/1/2024]
   
HADIAH TERBAIK ADALAH NASEHAT 
  Penulis: Pejuang Islam  [11/1/2024]
   
PARA PENYAMPAI HADITS NABI 
  Penulis: Pejuang Islam  [8/1/2024]
   
PENASIHAT ITU DIPERCAYA 
  Penulis: Pejuang Islam  [31/12/2023]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Kamis, 18 April 2024
Pukul:  
Online Sekarang: 1 users
Total Hari Ini: 1 users
Total Pengunjung: 5863233 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
DIGODA SETAN 
Penulis: Luthfi Bashori [ 4/9/2016 ]
 
DIGODA SETAN

 Luthfi Bashori

Anak saya sedang menghidupkan kaset CD cerita anak-anak, temanya sangat menyentuh saat saya perhatikan. Seorang ibu sedang mengajak anak-anaknya untuk pergi naik mobil, di saat anak-anak berlarian menuju mobil, tiba-tiba muncul dua `ekor` setan yang berwajah jelek mengajar dan mengganggu mereka.

Bertepatan dengan itu, sang ibu berkata: Ayoo anak-anakku, kita berdoa dulu sebelum berangkat, bismillahi majreeha wamursaaha inna rabbii laghafuurur rahiim. Doa itu diikuti oleh anak-anaknya. Maka dalam film kartun tersebut digambarkan, setan si jelek rupa itu lantas terpental dari mobil, dan terjerembab di tanah dengan wajah yang semakin hancur dan amburadul. Cerita yang indah dan mendidik, khususnya untuk anak-anak muslim.

Namun, yang menjadi pertanyaan, apakah kaum muslimin dan muslimat usia dewasa, masih membiasakan diri berdoa sebelum melaksanakan pekerjaannya ? Masihkah para pedagang berdoa saat menjajakan dagangannya, masihkah para pengusaha berdoa saat membuka perusahaannya, masihkah para pejabat berdoa saat berada di belakang meja kantornya ?

Saya jadi ingat seorang teman yang bercanda: Dahulu kala, para setan itu sangat senang saat menggoda manusia, bahkan mereka memohon kepada Allah perpanjangan umur, agar dapat dipergunakan khusus menggoda manusia. Maklumlah saat itu kebanyakan manusia masih berperilaku polos dan tidak banyak yang suka berulah.

Tapi, rupanya belakangan ini para setan mulai menyesal atas permohonannya yang terlanjur dikabulkan oleh Allah itu. Karena akhir-akhir ini mereka sudah sering mendapati banyak sekali manusia-manusia yang ternyata jauh lebih `setan` dibandingkan para setan itu sendiri.

Konon ada setan yang mengadakan uji coba terhadap salah seorang pejabat teras di negeri ini. Saat itu setan membujuk agar pejabat itu melakukan korupsi uang negara sebesar Rp 100 juta. Bujukan setan itu pun diamini oleh sang pejabat.

Namun, setelah berhasil dan lolos `mengamankan` uang hasil korupsinya yang sesuai petunjuk setan itu, beberapa bulan kemudian tanpa sepengetahuan setan, sang pejabat menambah nominal korupsinya dengan jumlah yang jauh lebih fantastis, yaitu di atas huruf M rupaih, bahkan hampir mencapai huruf T rupiah.

Ini terbukti sang pejabat mampu mencarter pesawat `Kolombia Air` dengan harga sewa 4 M, sekelas sewa pesawat yang dipergunakan untuk memulangkan Nazaruddin dari Kolombia.

Nah, yang menjadikan setan semakin sewot, justru saat mendengar ucapan sang pejabat waktu diwawancarai oleh wartawan, yang dengan terang-terangan sang pejabat mengatakan :

`Kepada seluruh masyarakat, saya mohon maaf atas kesalahan ini, karena saya sudah termakan oleh godaan setan`.

Tentu saja para setan yang mendengar pernyataan itu menjadi berang seraya berujar:

`Hei bung, lu yang menggarong uang rakyat dan yang menikmatinya, kenapa kita-kita yang disalahkan, dasar lu ini jauh lebih setan dari pada kita-kita !`

Negeri ini, sudah waktunya mengadakan pembersihan diri dari figur-figur manusia yang jauh lebih setan dari pada para setan, agar roda kehidupan masyarakat menjadi lebih baik dari pada kondisi yang ada sekarang.


   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: Mirza  - Kota: Singosari
Tanggal: 20/8/2011
 
Ass.
ngomong2 soal artikel di atas, saya mau tanya. Setan itu kan dijanjikan neraka oleh Allah, lantas mengapa ia tetap takut pada Allah? Padahal (menurut kita) ketakutan setan tersebut kan tidak ada gunanya, karena ia tetap akan masuk neraka. Karena itu kenapa setan itu tetap takut pada Allah?
jazakumullah khairan katsira.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Syaa-a am abaa (mau atau tidak mau). Ya begitulah yang terjadi pada diri para setan. Mungkin akan dapat menambah keyakinan kita dengan menyandingkan 'artikel sindiran' ini dg artikel Sang 'Alim vs Atheis.

Manusia sebagai makhluk yang bentuknya sempurna, berbadan, berakal, dan bernafsu jika ia takut kepada Allah, maka diaplikasikan dalam bentuk menjadi hamba yang bertaqwa, mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, sedangkan yang tidak takut kepada Allah, justru menjadi manusia yang durhaka, menentang perintah Allah dan menerjang larangan-Nya.
Sedangkan setan sebagai makhluk yang hanya memiliki akal dan nafsu, yang sudah di nash sebagai calon penduduk neraka, pada hakikatnya senantiasa ketakutan kepada Allah, namun mereka tidak ingin sendiran merasakan ketakutannya itu, sehingga mengajak sebanyak-banyaknya manusia untuk menemaninya dalam rana ketakutannya itu. Bedanya manusia yang terpengaruh, justru hatinya ditutupi oleh setan, sehingga semakin buta terhadap ancaman siksa dari Allah. Karena ancaman siksa itu bukan perkara yang kasat mata, sedangkan manusia itu lebih percaya kepada hal-hal yang bersifat kasat mata.

























 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2024 Oleh Pejuang Islam