DIGODA SETAN
Luthfi Bashori
Anak saya sedang menghidupkan kaset CD cerita anak-anak, temanya sangat menyentuh saat saya perhatikan. Seorang ibu sedang mengajak anak-anaknya untuk pergi naik mobil, di saat anak-anak berlarian menuju mobil, tiba-tiba muncul dua `ekor` setan yang berwajah jelek mengajar dan mengganggu mereka.
Bertepatan dengan itu, sang ibu berkata: Ayoo anak-anakku, kita berdoa dulu sebelum berangkat, bismillahi majreeha wamursaaha inna rabbii laghafuurur rahiim. Doa itu diikuti oleh anak-anaknya. Maka dalam film kartun tersebut digambarkan, setan si jelek rupa itu lantas terpental dari mobil, dan terjerembab di tanah dengan wajah yang semakin hancur dan amburadul. Cerita yang indah dan mendidik, khususnya untuk anak-anak muslim.
Namun, yang menjadi pertanyaan, apakah kaum muslimin dan muslimat usia dewasa, masih membiasakan diri berdoa sebelum melaksanakan pekerjaannya ? Masihkah para pedagang berdoa saat menjajakan dagangannya, masihkah para pengusaha berdoa saat membuka perusahaannya, masihkah para pejabat berdoa saat berada di belakang meja kantornya ?
Saya jadi ingat seorang teman yang bercanda: Dahulu kala, para setan itu sangat senang saat menggoda manusia, bahkan mereka memohon kepada Allah perpanjangan umur, agar dapat dipergunakan khusus menggoda manusia. Maklumlah saat itu kebanyakan manusia masih berperilaku polos dan tidak banyak yang suka berulah.
Tapi, rupanya belakangan ini para setan mulai menyesal atas permohonannya yang terlanjur dikabulkan oleh Allah itu. Karena akhir-akhir ini mereka sudah sering mendapati banyak sekali manusia-manusia yang ternyata jauh lebih `setan` dibandingkan para setan itu sendiri.
Konon ada setan yang mengadakan uji coba terhadap salah seorang pejabat teras di negeri ini. Saat itu setan membujuk agar pejabat itu melakukan korupsi uang negara sebesar Rp 100 juta. Bujukan setan itu pun diamini oleh sang pejabat.
Namun, setelah berhasil dan lolos `mengamankan` uang hasil korupsinya yang sesuai petunjuk setan itu, beberapa bulan kemudian tanpa sepengetahuan setan, sang pejabat menambah nominal korupsinya dengan jumlah yang jauh lebih fantastis, yaitu di atas huruf M rupaih, bahkan hampir mencapai huruf T rupiah.
Ini terbukti sang pejabat mampu mencarter pesawat `Kolombia Air` dengan harga sewa 4 M, sekelas sewa pesawat yang dipergunakan untuk memulangkan Nazaruddin dari Kolombia.
Nah, yang menjadikan setan semakin sewot, justru saat mendengar ucapan sang pejabat waktu diwawancarai oleh wartawan, yang dengan terang-terangan sang pejabat mengatakan :
`Kepada seluruh masyarakat, saya mohon maaf atas kesalahan ini, karena saya sudah termakan oleh godaan setan`.
Tentu saja para setan yang mendengar pernyataan itu menjadi berang seraya berujar:
`Hei bung, lu yang menggarong uang rakyat dan yang menikmatinya, kenapa kita-kita yang disalahkan, dasar lu ini jauh lebih setan dari pada kita-kita !`
Negeri ini, sudah waktunya mengadakan pembersihan diri dari figur-figur manusia yang jauh lebih setan dari pada para setan, agar roda kehidupan masyarakat menjadi lebih baik dari pada kondisi yang ada sekarang.