Di sekitar umat Islam dewasa ini, sering terjadi ketidakadilan yang diperagakan oleh kalangan orang-orang islamophobia terhadap umat Islam. Mulai dari tekanan politik, pemaksaan kehendak, perampasan hak seperti terhadap kepemilikan tanah, genosida yang di dalamnya termasuk kriminalisasi terhadap para ulama maupun tokoh Islam serta ketidakadilan lainnya.  

Kehormatan umat Islam sering kali menjadi bulan-bulanan dan sasaran empuk bagi kejahatan para musuh yang hampir ada dan terjadi di sembarang tempat di belahan bumi saat ini.

Umat Islam yang jiwanya masih aman dan keberadaan dirinya tetap dilindungi oleh Allah serta diberi kebebasan hidup, tentunya berkewajiban pula untuk ikut memikirkan nasib saudaranya sesama muslim, yang sedang teraniaya dan berduka akibat ketidakadilan yang mereka terima dari para penganut islamophobia.

Termasuk pembelaan umat Islam di berbagai persidangan di pengadilan, baik terhadap para ulama dan tokoh Islam maupun kalangan umat Islam, yang sedang ditindas dan dikriminalisasi oleh pihak tertentu, entah itu di pengadilan Jember, di pengadilan Solo, di pengadilan Jakarta, atau di Malaysia, di negeri-negeri Arab, Amerika, di Eropa, dan di semua tempat mana saja yang terdapat tokoh Islam maupun umat, sedang mengalami penindasan baik secara fisik maupun non fisik.

Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa membela kehormatan saudaranya (muslim) tanpa sepengetahuannya, maka sudah menjadi kewajiban bagi Allah untuk memeliharanya dari neraka.” (HR. Imam Ahmad RA).

Tentunya yang dimaksud dalam hadits ini, baik itu pembelaan yang langsung dapat dirasakan oleh sang korban ketidakadilan, semisal menjadi saksi yang dapat meringankan sanksi hukum terhadap korban, maupun pembelaan yang tidak diketahui secara langsung oleh sang korban, seperti dukungan moril dan materiil, bahkan dukungan doa pun, tentu semua kepedulian tersebut ada makna tersendiri di hadapan Allah SWT dan akan diberi pahala yang terbaik.