SIKAP WIBAWA ORANG BERILMU
Luthfi Bashori
Rasulullah SAW bersabda, “Taqwa itu bukan terletak pada pakaian yang indah dan penampilan (yang memukau), melainkan terletak pada ketenangan dan keagungan.” (HR. Imam Ad-Dailami melalui Ibnu Sa’id).
Sikap ketenangan dan keagungan dalam menyampaikan pendapat itu, merupakan sikap dan ciri khas bagi orang yang berilmu dan bertaqwa. Wibawa seseorang itu bukan terletak pada pakaian yang mewah serta penampilan fisik yang memikat, namun ketaqwaan itu terpancar melalui sikap dan amaliah keseharian.
Sebagaimana Rasulullah SAW juga bersabda, “ Kefasihan seseorang itu bukan terletak pada banyaknya pembicaraan, melainkan terletak pada pembicaraan yang tegas dalam hal-hal yang diridlai oleh Allah dan Rasul-Nya, sedangkan kelemahan dalam berbicara itu bukan terletak pada sulitnya berbicara, melainkan terletak pada sedikitnya pengetahuan tentang perkara yang hak/benar. (HR. Imam Ad-Dailami melalui Sayyidina Abu Hurairah RA).
Perkataan tegas dari seorang muslim yang sesuai dengan aturan syariat serta norma kemasyarakatan, tanpa harus takut dimusuhi orang pihak lain, atau khawatir kehilangan pengaruh dan ditinggal massa, maka ketegasasn itu akan dapat memisahkan antara perkara yang hak dan yang batil.
Jadi, penilaian terhadap ucapan lisan yang tidak fasih atau lemah dalam berbicara, maupun penilaian terhadap kejelasan pembicaraan seseorang itu, bukan terletak pada banyaknya berbicara atau lamanya durasi penyampaian, melainkan terletak pada penyampaian yang tegas dan lugas dalam standar ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Terrhadap perkara yang hak hendaklah dikatakan hak dan yang batil dikatakan batil, tanpa harus ditutup-tutupi. Di sisi lain, kebodohan seseorang itu bukan dinilai dari kesulitan berbicara, melainkan karena diketahui minimnya ilmu dan pengalaman yang dimilikinya, terutama jika pendapatnya itu bertentangan dengan aturan syariat yang baku.