MANUSIA BERSIFAT RAKUS
Luthfi Bashori
Rasulullah SAW bersabda: “Seandainya anak Adam (manusia) telah memiliki ternak (harta) yang memenuhi dua lembah, niscaya ia masih mencari untuk yang ketiganya, dan tiada sesuatu pun yang dapat memenuhi perut anak Adam kecuali tanah. Allah mengampuni orang yang bertobat kepada-Nya.” (HR. Imam Syaikhan).
Hadits ini menerangkan bagaimana rakusnya sifat manusia pada umumnya, yang selalu merasa tidak akan pernah puas dengan kepemilikan harta yang sudah ada di tangannya, tema ini terlepas dari masalah hukum halal dan haram.
Gambaran yang sering terjadi dan terdengar di tengah masyarakat tentang hal ini adalah, jika ada orang yang telah diberi kaki sehat hingga ia mampu untuk berjalan, niscaya ia akan berkeinginan memiliki sepeda gowes, setelah mampu memiliki sepeda gowes tentu ia berharap memiliki sepeda motor.
Setelah memiliki sepoda motor, ia pun akan berupaya memiliki mobil, jika mobil keluarga sudah ada digarasi rumahnya, ia bakalan ingin menambah unit mobil lain yang lebih wah dan jumbo, barangkali semacam bus.
Tatkala ia mampu membeli bus, rasanya ingin juga dapat membeli kereta api. Kalaupun ia mampu membeli kereta api, ia pun tetap akan berandai untuk dapat membeli pesawat pribadi, demikian dan seterusnya, bahwa sifat rakus terhadap kepemilikan duniawi itu tak akan pernah habis-habisnya dalam diri seseorang, bahkan hingga berusia tua renta. Sifat kerakusan seperti ini hanya bisa berhenti, jika orang tersebut telah ditimbun di dalam tanah.
Kecuali orang-orang yang diberi taufiq dan hidayah oleh Allah, sehingga yang ada dalam hatinya lebih dominan dipenuhi urusan akhirat, sehingga ia selalu berpikir bagaimana cara untuk dapat meraih kehidupan yang lebih hakiki dan yang lebih abadi di dalam sorga kelak.