YA RASUULALLAHI JIINA * LIZZIYAARAH QAASHIIDINA
Luthfi Bashori
Wahai Rasulullah, kami datang dengan maksud berziarah kepadamu. Ini adalah gubahan sebuah syair yang menggambarkan ciri khas penganut Ahli sunnah wal jamaah.
Ziarah kepada Nabi SAW bagi yang mampu datang ke makam kuburan Beliau SAW, sangatlah besar manfaatnya. Betapa tidak, karena Nabi SAW bersabda : Barangsiapa mendatangiku seraya berziarah, tidak didorong oleh kepentingan lain kecuali menziarahiku, maka aku akan memberinya syafaat pada hari qiyamat (HR. Addaraquthni, Atthabari dan Ibnu Subki)?
Dalam Riwayat Albazzar yang juga diriwayatkan oleh Addaraquthni, ada hadits lain yang senada, Nabi SAW bersabda :
Man zaara qabri wajabat lahuu syafaa`ati
(Barangsiapa yang berziarah ke makam kuburanku, maka wajib baginya mendapat syafaatku)
Menurut pendapat Alhafidz Ibnu Hajar Alhaitsami, hadits ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Khuzaimah di dalam kitab shahihnya, dan dihukumi shahih oleh sejumlah ulama seperti Imam Attaqi Assubqi dan Abdul Haq.
Kandungan kedua hadits di atas adalah salah satu dari sekian banyak manfaat bagi para penziarah makam kuburan Nabi SAW.
Menurut Imam Alqadli Iyadl Alyahsubi, dalam berziarah makam kubur Nabi SAW mengandung manfaat pembaruan keimanan. Seraya beliau menukil riwayat Shahabat Ibnu Umar RA, bahwa Nabi SAW bersabda : Sesungguhnya Islam pada mulanya asing, dan akan kembali asing seperti semula. Islam akan kembali lagi kepada dua masjid (Makkah dan Madinah), sebagaimana ular kembali ke sarangnya.
Sedangkan dalam Riwayat Abu Hurairah RA disebutkan : Sungguh Islam akan kembali ke Madinah.
Dalam mengomentari hadits ini Imam Alqadli Iyadl mengatakan, bahwa orang yang bersih imannya dan benar Islamnya akan mendatangi Madinah, sebagaimana hijrah umat Islam pada awal-awal Islam juga ke Madinah.
Berbondong-bondong orang datang ke Madinah, pasca peristiwa Hijrah Nabi SAW, tiada lain hanyalah demi menginginkan kedekatan mereka dengan Nabi SAW yang sangat dicintai oleh umatnya. Kerinduan yang dalam kepada Nabi SAW adalah termasuk simbul keimanan seseorang.
Barangsiapa ya tidak pernah terbersit dalam dirinya perasaan rindu kepada Nabi SAW, maka keimanannya perlu dipertanyakan.
Salah satu bukti kerinduan umat Islam kepada Beliau SAW adalah jika berkesempatan maka pasti akan berziarah kepada Nabi SAW, baik dulu selagi Beliau SAW hidup, maupun kini rindu berziarah ke makam kuburannya Shallallahu `alaihi wasallam.
Nabi SAW bersabda :
Barangsiapa berhaji lalu menziarahi makam kuburankau setelah wafatku, maka seakan-akan dia menziarahiku ketika aku masih hidup. (HR. Addaraquthni).
Sedangkan bagi umat Islam yang belum mampu untuk datang lansung ke makam kuburan Nabi SAW di kota Madinah, maka hendaklah selalu memperbanyak baca shalawat dan selelu berusaha menghadirkan ruhaniyah Nabi SAW dalam benak dan pikirannya, sehingga jiwanya dapat menyatu dan hanyut dalam kecintaan dan kerinduan kepada Nabi SAW, bahkan jiwanya selalu merasa berziarah kehadirat Nabi SAW pada setiap saat.
Allahumma shalli `alaa sayyidina Muhammad, wa `alaa aalihi wa ashhaabihi ajma`iin.
Yaa Rasuulallahi jiina * lizziyaarah qaashidiina.