SAAT MENAGGUNG SAKIT SENDIRIAN
Luthfi Bashori
Orang yang sakit itu, secara syariat dianjurkan untuk berobat dengan berbagai macam cara yang tidak melanggar aturan agama. Rasulullah SAW telah mengajarkan berbagai macam cara pengobatan yang syar’i hingga terkelan dengan istilah Attibbun Nabawi (pengobatan cara Nabi).
Namun, tentunya ada juga kejadian-kejadian yang diderita oleh seseorang yang sedang sakit, bahkan tidak dapat diprediksikan sedikitpun sebelumnya oleh orang tersebut, termasuk oleh ahli pengobatan sekalipun, hingga penyakit yang menerpanya itu tidak seorang pun yang mampu untuk mengobati atau menyembuhkannya.
Kejadian yang tidak dapat dicegah dan ditolak semacam itu, tidak jarang pula yang menyebabkan kematian bagi pengidapnya. Maka bagi penderita yang mengalami hal-hal yang tidak diinginkan itu, selagi ia sudah berusaha untuk berobat demi kesembuhannya, namun takdir menentukan hal lain, dan ia sabar serta ikhlas dalam menerima cobaan dari Allah atas penderitaan tersebut, maka ia pun akan mendapatkan pahala yang besar.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seseorang berada di daerah asing lalu sakit, kemudian ia menoleh ke kanan, ke kiri, ke depan dan ke belakangnya tidak menemukan seseorang pun yang mengenalnya (mau menolongnya) niscaya Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lampau.” (HR. Imam Ibnu Najjar melalui Imam Ibnu abbas RA).
Meninggal dunia di tempat asing seperti ini, dapat pula diqiyaskan dengan orang yang sabar dalam menerima cobaan sakit yang diderita, dan ia tidak menemukan cara untuk berobat demi kesembuhannya.