PEGAWAI JUJUR DICINTAI ALLAH
Luthfi Bashori
Bagi para pegawai/pekerja yang jujur itu mendapatkan perhatian khusus dari Rasulullah SAW. Beliau menyatakan:
“Bendahara muslim yang jujur, yaitu orang yang memberikan apa yang diperintahkan kepadanya secara lengkap dan penuh, serta ia melakukannya dengan senang hati, lalu hal itu diberikannya kepada orang yang dimaksud, maka pahalanya sama dengan orang yang bersedekah.” (HR. Imam Bukhari dan Muslim).
Pahala sedekah itu tidak hanya diperoleh oleh orang yang mengeluarkannya, tetapi diperoleh pula oleh bendahara yang dipercaya oleh orang tersebut untuk ikut berperan dalam mengeluarkan sedekah.
Termasuk kurir yang jujur dalam menjalankan pekerjaannya, maka ia pun akan mendapatkan pahala karena kejujurannya. Penyalur bantuan kemanusiaan yang jujur di saat ada bencana, temasuk hamba Allah yang akan mendapatkan pahala yang besar, di samping karena kejujurannya, juga karena ikut bersedekah jasa kemanusiaan.
Belajar jujur dalam usaha atau pekerjaan yang digeluti, adalah sebuah keniscayaan bagi setiap muslim, agar menjadi hamba yang selalu diperhatikan oleh Allah Sang Khaliq dan mendapat apresiasi kelak di akhirat.
Sebaliknya pegawai yang berkhianat, semisal jika ada bendahara yang berani memangkas uang milik bos-nya walaupun hanya Rp 1000,- maka termasuk golongan orang-orang yang dimurkai oleh Allah, apalagi jika berani berkorupsi milyaran rupiah.
Termasuk dari golongan para koruptor yang diancam neraka, adalah para pelaku sogok-menyogok dalam dunia pemerintahan, atau dunia tender proyek, atau jual beli suara dalam partai politik, maupun di kalangan ormas yang sedang memperebutkan jabatan ketua.
La’anallahu Arrasyi wal murtasyi, Allah melaknat para penyogok dan yang menerima sogokan, demikianlah isi salah satu sabda Rasulullah SAW.