AMBILLAH PENDAPAT ORANG BIJAK
Luthfi Bashori
Secara umum, arti bijaksana adalah sikap seseorang yang selalu bertindak berdasarkan akal sehat dan logis, sehingga dapat bersikap tepat dalam menghadapi setiap keadaan dan peristiwa.
Sikap bijak itu seringkali muncul pada diri seseorang yang mendalami ilmu agama atau ilmu lainnya, sehingga pendapat-pendapatnya selalu seiring dengan ilmu yang dikuasainya, tentu saja diselaraskan dengan keadaan sekelilingnya serta disesuaikan dengan jaman dimana ia hidup bermasyarakat.
Dikatakan pula likulli haalin ‘ibaadah, wa likulli zamaanin mu’aamalah (di setiap keadaan itu ada jenis amalan ibadahnya tersendiri, dan pada setiap zaman itu ada tata cara menangani setiap problem zamannya yang berbeda).
Untuk mendapatkan solusi terbaik pada setiap orang yang tengah dilanda permasalahan, maka hendaklah ia mencari orang-orang bijak yang memiliki keahlian tertentu sesuai dengan apa yang sedang dihadapinya.
Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya:
“Tindakan yang tepat ialah bermusyawarah dengan orang bijak yang memiliki pendapat, kemudian menaatinya.” (HR. Imam Abu Daud).
Maksud orang bijak disini adalah, orang yang ahli dalam bidang yang akan di musyawarahkan dengannya. Apabila seseorang hendak mengerjakan suatu hal, lantas ia bermusyawarah terlebih dahulu dengan orang yang ahli, kemudian ia menuruti saran dan petuahnya, niscaya tindakannya itu tepat dan akan diberkahi.
Rasulullah SAW juga bersabda, “Tiada kecewa bagi orang yang mau bermusyawarah.”
Bermusyawarah dengan sesama muslim yang sekira mempunyai pendapat yang bijak adalah dianjurkan. Bahkan setelah mendapat jawaban dari teman bermusyawarahnya itu, maka dianjurkan pula untuk shalat istikharah, agar mendapat petunjuk dan pertolongan dari Allah SWT.