|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
|
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Kamis, 28 Maret 2024 |
Pukul: |
Online Sekarang: 4 users |
Total Hari Ini: 56 users |
Total Pengunjung: 5860269 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
HUKUM HIASAN DINDING YANG TERBUAT DARI HEWAN |
Penulis: Pejuang Islam [ 13/6/2021 ] |
|
|
HUKUM HIASAN DINDING YANG TERBUAT DARI HEWAN
Taushiah: KH. Luthfi Bashori
Transkrip: Rizal Affandi
SANTRIi: Pak Kyai, ada hiasan dinding yang terbuat dari hewan yang telah mati lalu diawetkan, apa hukum mengawetkan hewan yang telah mati untuk dijadikan hiasan dinding?
KYAI: Hiasan dinding dari hewan yang sudah mati dan diawetkan, kalau hewan tersebut kemudian diisi oleh kapas atau kapuk atau semen, maka itu sama hukumnya dengan patung.
Tapi kalau misalnya hewan itu disembelih misalnya kambing, kemudian diambil kulitnya lantas kulit itu tetap berbentuk seperti kambing tapi tipis, dan ditempelkan di dinding, maka itu tidak apa-apa.
Namun apabila kulit kambing tersebut diisi dengan semacam kapas atau kapuk atau seperti umumnya orang membuat boneka, kemudian dijadikan hiasan dinding, maka hal itu sama dengan patung.
Adapun untuk boneka anak-anak, maka itu di ma’fu (dimaafkan).
Kalau seorang bapak atau ibu membelikan boneka untuk anak kecil, maka itu hukumnya sama dengan beli boneka, hal itu dima’fu, dibolehkan, khusus untuk boneka.
Tapi kalau sifatnya bukan boneka, seperti contoh di atas tadi itu misalnya, kalau sengaja melakukannya, apalagi menjadikannya sebagai hobi, setelah berburu kijang kemudian diawetkan dengan diberi bahan-bahan tertentu, sehingga berbentuk selayaknya makhluk hidup, maka itu hukumnya haram, sama dengan membuat patung yang dilarang oleh Syariat.
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|