Luthfi Bashori
Timbanagan pahala orang yang membaca kalimat La ilaha illallah itu lebih berat dibanding tujuh lapis langit dan bumi. Karena itu di saat senggang hendaklah umat Islam tidak segan untuk sering mengulang-ulang bacaan La ilaha illallah, misalnya setiap usai shalat fardlu membaca sebanyak 33 kali.
Shahabat Sy. Abi Said Al-Khudri RA berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
Nabi Musa AS berkata: ‘Wahai Tuhanku, ajarilah aku bacaan untuk berzikir dan berdoa kepada-Mu.’
Allah lalu berfirman: ‘Hai Musa, katakanlah La illaha iIllallah.’
Nabi Musa AS lalu berkata: ‘Wahai Tuhanku, semua hamba-Mu mengucapkan ini !’
Allah berfitman: ‘Katakanlah: La iIlaha illallah.’
Musa pun mengucapkan: ‘La ilaha illallah. Sesungguhnya aku menginginkan sesuatu supaya Engkau khususkan aku dengan bacaan yang khusus.’
Allah berfirman: ‘Hai Musa, seandainya langit yang tujuh dan bumi yang tujuh berada di satu sisi timbangan dan kalimat La ilaha illallah di sisi yang lain, niscaya semua itu kalah beratnya dengan kalimat La ilaha illallah.’” (HR. Nasa’iy dan ibnu Hibban).
Dikatakan bahwa kadar keimanan seseorang itu adakalanya meningkat, hal ini terbukti dengan semakin giatnya ia untuk beribadah kepada Allah. Namun adakalanya kadar iman itu menurun, dan dapat dibuktikan semakin banyak kemasiatan yang ia lakukan. Di antara fadhilah bacaan La ilaha illallah adalah dapat memperbarui keimanan seseorang yang kadar imannya sedang menurun.
Sy. Abu Hurairah RA berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Perbaruilah imanmu.” Seorang shahabat lalu berkata, “Ya Rasulullah, bagaimana kami memperbarui iman kami?” Nabi SAW menjawab, “Perbanyaknya membacakan: La ilaha illallah.” (HR. Ahmad dan Thabarani).
Di samping dapat memperbarui kadar keimanan yang sedang merosot sebagaimana tersebut di atas, maka bacaan La ilaha illallah juga dapat membentengi seseorang dari kemurkaan Allah.
Tentang kalimat La ilaha illallah ini,di dalam hadits Qudtsi Allah menerangkan, “La ilaha illallah adalah bentengku dan orang yang (banyak) membaca La ilaha illallah berarti masuk ke dalam bentengku. Sementara orang yang masuk dalam bentengku akan aman dari siksaanku.” (Musnad Assyihab).