URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
KEJARLAH ILMU AGAMA SETINGGI LANGIT 
  Penulis: Pejuang Islam  [18/1/2024]
   
SHALAT SUNNAH & BACA ALQURAN DI RUMAH 
  Penulis: Pejuang Islam  [16/1/2024]
   
HADIAH TERBAIK ADALAH NASEHAT 
  Penulis: Pejuang Islam  [11/1/2024]
   
PARA PENYAMPAI HADITS NABI 
  Penulis: Pejuang Islam  [8/1/2024]
   
PENASIHAT ITU DIPERCAYA 
  Penulis: Pejuang Islam  [31/12/2023]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Kamis, 18 April 2024
Pukul:  
Online Sekarang: 3 users
Total Hari Ini: 171 users
Total Pengunjung: 5863441 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
SUARA TEROMPET SANGKAKALA YANG MAHA DAHSYAT 
Penulis: Pejuang Islam [ 9/3/2017 ]
 
SUARA TEROMPET SANGKAKALA YANG MAHA DAHSYAT

Luthfi Bashori


Sy. Abdullah bin Umar RA menceritakan, ada seorang Arab Badui datang kepada Nabi SAW dan bertanya, “Ya Rasulullah, apakah Shuur (Sangkakala) itu?”

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Seperti terompet yang ditiup,” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud).

Termasuk salah satu kronologi datangnya hari Qiamat adalah ditiupnya terompet Sangkakala oleh malaikat Israfil sebanyak tiga kali. Untuk yang pertama adalah tiupan penghancur alam semista. Suara tiupan Sangkakala yang menggelegar itu dapat didengar oleh seluruh umat manusia yang masih hidup di masa itu, hingga memecahkan gendang telinga mereka, bahkan bintang gemintang, gunung gemunung, dan lautan lepas serta seluruh isi bumi pun ikut berguncang hebat hingga akan merusak kondisi alam dan seluruh ekosistemnya.

Adapun tiupan Sangkakala yang ke dua adalah tanda kematian secara massal bagi seluruh makhluk yang bernyawa. Untuk tiupan Sangkakala yang ke tiga adalah tiupan kebangkitan bagi seluruh umat manusia yang pernah hidup di dunia sejak Nabi Adam tanpa terkecuali, yang akan dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatannya semasa hidup di dunia.
 
Menurut Nabi Muhammad SAW, bahwa peniupan terompet Sangkakala yang pertama itu terjadi pada hari Jumat dan waktunya sudah sangat dekat, tinggal bagaimana persiapan umat manusia saja, apakah mereka sudah benar-benar siap untuk mendengarkan suaranya yang maha dahsyat itu? misalnya dengan cara memperbanyak amal ibadah kepada Allah dan ikut berjuang membela pemberlakuan syariat-Nya di muka bumi, serta berusaha ikut andil melestarikannya.

Atau apakah mereka akan tetap enjoy dengan kekafirannya kepada Allah dan Rasul-Nya hingga terus menerus menginkari ajaran syariat-Nya?

Atau akan tetap bertahan dengan kemunafikannya yaitu kepura-puraan beridentitas Islam padahal hakikat hatinya selalu memusuhi ajaran Islam?

Atau semakin merasa bangga dengan kefasikannya, karena sudah terlanjur menikmati dosa-dosa yang setiap saat digelutinya ? Ini semua tergantung individu masing-masing.


Sy. Abu Sa’id RA mengungkapkan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Bagaimana aku dapat merasakan nikmat, sebab malaikat pemegang Sangkakala sudah memasukkan terompet Sangkakala (ke mulutnya) dan pasti ia akan langsung meniup terompet Sangkakala itu, jika telah mendengar perintah untuk meniupnya.”

Para shahabat yang mendengarnya (berita itu langsung) merasa takut. Lantas Nabi Muhammad SAW bersabda, “Ucapkanlah, “Hasbunallah wa ni’mal wakil ‘alallahi tawakkalna” (cukuplah Allah sebagai penolong kami, dan Dia sebaik-baik pelindung. Hanya kepada Allah-lah kami berserah diri).”’ (HR. Tirmidzi).

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2024 Oleh Pejuang Islam