MACAM-MACAM ANAK CUCU NABI ADAM AS
Luthfi Bashori
Imam Abu Daud menyebutkan dalam kitab Sunan-Nya: Diceritakan kepada kami oleh Saddad, diceritakan kepada kami oleh Zaid bin Zurai dan Yahya bin Said, keduanya berkata: Diceritakan kepada kami oleh Auf dari Qasamah bin Zuhair. Diceritakan kepada kami oleh Abu Musa Al-Asyari, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Allah menciptakan kamu dari segenggam tanah yang diambilnya dari seluruh bumi. Maka muncullah anak cucu Nabi Adam sesuai dengan kadar tanah itu. Di antara mereka ada yang putih, ada yang merah dan ada yang hitam, ada yang baik, ada yang ramah dan ada yang jahat.
Hadits ini menerangkan bahwa sejak Nabi Adam mempunyai keturunan yang menjadi nenek moyang dari semua orang yang lahir di muka bumi hingga saat ini, ternyata pada setiap diri seseorang itu selalu memiliki banyak perbedaan antara yang satu dengan lain orang.
Mulai dari bentuk tubuh, raut wajah, ukuran badan, warna kulit, bahkan watak dan sifat pembawaan masing-masing orang itu diciptakan oleh Allah secara berbeda. Misalnya dalam satu keluarga pada sebuah rumah tangga yang memiliki beberapa anak, ternyata satu anak dengan saudara sekandungnya itupun pasti memiliki banyak perbedaan di banyak hal. Barangkali dapat diistilahkan, sekalipun saudara satu Nasab tapi tetap saja beda Nasib.
Di antara saudara sekandung itu, tentunya juga selalu ada yang berbeda Pendapat hingga berbeda Pendapatan.
Pada hakikatnya setiap orang itu ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya secara bergiliran di depan dan di belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah.
Jika seseorang itu ingin memperbaiki nasib atau pendapatannya, bahkan ingin memperbaiki sifat untuk menjadi lebih baik, maka sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri, hingga Allah mengabulkan usaha mereka itu.
Namun, apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada pula yang dapat menolaknya, dan tidak ada pelindung bagi manusia itu selain perlindungan dari Allah.
Seorang bijak mengatakan, Dalam hati manusia itu mempunyai enam tempat. Tiga tempat di bawah dan tiga tempat di atas. Tempat yang ada di bawah di isi oleh kehidupan dunia yang berhias untuknya, nafsu yang selalu membisikinya, dan musuh yang tak henti-henti menggodanya. Sedangkan tempat yang ada di atas diisi oleh ilmu yang dapat menerangkan kebaikan dan keburukan baginya, akal yang dapat membimbingnya, dan Tuhan yang disembahnya (alias keyakinan).
Adapun amal yang paling berat bagi setiap orang itu ada tiga, yakni dermawan di saat dirinya dalam kekurangan, bersifat wara (berhati-hati) di saat berada dalam kesendirian, dan mengatakan suatu yang benar di hadapan orang yang diharapkan bantuannya atau di hadapan seseorang (pemimpin) yang ditakutinya.