MUMI FIRAUN YANG KAMI LIHAT
(Luthfi Bashori)
Mat-haf dalam bahasa Arab yang berarti musium di Giza Mesir, menyimpan banyak rahasia yang seharusnya dapat digali oleh kalangan ahli penelitian.
Masuk pintu mat-haf, suasana sudah mulai terasa, bahwa tempat itu pasti menyimpan berbagai macam rahasia kekuasaan Allah.
Semacam etalase yang menempel di hampir semua dinding tembok yang menjadi bagian dari gedung musium itu, dipenuhi oleh ribuan benda peninggalan jaman kerajaan Mesir kuno, yang semuanya tertempel rapi di dalam etalase kaca. Sayangnya ada larangan agar para pengunjung tidak mengabadikannya dengan media apapun termasuk dengan kamera HP. Memang rata-rata di gedung-gedung musium, pada umumnya ada larangan untuk pengambilan gambar dengan media apapun.
Entah harus memulai dari mana, yang jelas benda-benda peninggalan itu bervariatif bentuk dan jenisnya. Ada semacam jenis bejana dan gelas dengan bermacam-macam bentuk yang berlainan, ada jenis pakaian, jenis senjata, jenis batu permata, dan jenis-jenis lainnya yang sangat susah untuk diungkapkan satu persatu. Bahkan karena gedung mat-haf itu tergolong besar, rasanya mata dan kaki ini tidak sanggup untuk diajak mengelilingi mat-haf secara menyeluruh.
Akhirnya kami memutuskan mencari bagian-bagian gedung di dalam mat-haf yang ber-AC saja, sekaligus demi mengurangi panasnya udara yang sedang melanda di hampir semua negara Timur Tengah termasuk Mesir.
Pada suatu kesempatan kami bersepakat dengan keluarga untuk melihat mumi para Firaun secara langsung. Pada gedung penyimpanan mumi Firaun itu diharuskan membayar karcis sebesar 100 pound Mesir. Sebagai perbandingan bahwa harga minuman sprite kalengan adalah sekitar 2 pound Mesir.
Masuk gedung penyimpan 12 mumi ini, ada pemeriksaan yang sangat ketat. Termasuk penggeledahan isi tas dan barang-barang yang menempel di badan. Setelah menjalani pemeriksaan, maka kami diijinkan masuk ke gedung khusus itu.
Begitu masuk pintu, kami mendapati mumi manusia asli yang disimpan di dalam etalase kaca. Bentuknya hampir menyerupai patung kayu lapuk saja, dan mumi-mumi itu tetap dibungkus pakaian, namun sangat jelas bahwa mumi itu adalah mayat manusia, khususnya saat melihat sebagian gigi yang tampak karena si mayat sedang meringis. Atau memperhatikan tulang belulang tangan maupun kaki dari mumi-mumi itu, lantaran pakaiannya sedikit tersingkap. Belum lagi jika mencermati bagian jarinya, karena ada juga yang sudah patah.
Semula, hati kami agak bergidik saat mendekati mumi-mumi tersebut, namun karena banyak pengunjung yang bersamaan dengan kami, pada akhirnya yang terkesan dalam hati, bahwa kami saat itu sedang melihat semacam patung manusia.
Dalam keramaian itu, kami pun menemukan Firuan ke-2, yang menjadi musuh besar Nabi Musa AS. Kami perhatikan mumi Firaun ke-2 itu, ternyata lebih utuh dibanding mumi-mumi lain. Menurut hasil penelitian yang diprakasai pemerintah Prancis, bahwa balsam mumi yang bercampur bahan kandungan garam akan lebih awet dibanding balsam mumi yang tanpa ada campuran. Nyatanya, kondisi mumi Firaun ke-2 tampak lebih prima dibanding kondisi mumi-mumi lainnya.
Mumi-mumi yang disimpan di mat-haf itu ada yang berada dalam posisi tidur menghadap atas, layaknya posisi mayat yang akan diberangkatkan ke kuburan, namun ada juga yang posisinya tidur setengah miring, dan ada juga yang kakinya sedikit keluar sehingga nampak sedang tidur santai.
Sedangkan suhu derajat gedung khusus penyimpan mumi itu benar-benar dijaga pada suhu derajat tertentu, dan ruangannya harus tetap steril dari hal-hal yang pengaruhnya dapat merusak sirkulasi udara. Penataan gedung ini terasa sangat apik dan nyaman. Barangkali saja gedung ini ditata sedemikian rupa agar Firaun-firaun itu kerasan dan betah tinggal di dalamnya, dan yang pasti, keberadaan mumi Firaun-firaun itu dapat menghasilkan tambahan devisa bagi pemerintahan Mesir.