MENEBAR TOLERANSI MENUAI KEHANCURAN AKIDAH
PEMAHAMAN SALAH KONSEP ISLAM RAHMATAN LIL ALAMIN
Toleransi dengan kelompok yang dengan sengaja memudarkan aqidah Islam adalah suatu tindakan pelunturan aqidah kita sendiri yang bertolak belakang dengan kalimat LAAILAHAILLALLAH MUNHAMMADARRASULULLAH yang ada di relung sanubari kita...
Sejarah telah membuktikan Peristiwa kehancuran umat disebabkan oleh toleransi dan moderasi dalam mengakomodir mereka yang dengan sengaja merusak persatuan umat dalam satu bingkai yang mereka agung2kan yaitu LIBERALISME dengan segala pernak perniknya....
Tindakan 2 nyata dan pernyataan2 nyeleneh pun mereka populerkan seperti perayaan natal bersama, doa bersama antar penganut agama yang berbeda, mendukung kelompok2 sesat seperti syiah, ahmadiyah.dll
Ibarat Lidi, dia bisa menyapu dengan bersih kalau DISATUKAN DENGAN SESAMA LIDI. Dia tidak akan berfungsi dengan baik kalau disatukan dengan selainnya. Oleh karena itu, jangan berharap persatuan umat bisa berjalan dengan baik dengan mengorbankan dan menomorduakan aqidah, bukan persatuan yang kita wujudkan tetapi pembusukan dari dalam yang kita dapatkan.
Celakanya di kalangan Ulama kita sendiri banyak diisi oleh mereka yang terbiasa memunculkan syubhat ditengah tengah umat dengan tindakan2 sekuler seperti diatas.
Lebih ironisnya lagi hal itu mereka lakukan secara sistematis dan dibungkus dalam kesalahpahaman dan propaganda "Islam Rahmatan lil Alamin". Sehingga banyak ditemui orang orang yang kurang terdidik dalam agamanya memahami konsep ini dengan salah. Mereka lebih suka bergandengan dengan kuffar daripada sesama muslim..innalillahi wa innailaihi rojiun...
Islam menjunjung tinggi nilai-nilai pluralitas,tapi Islam mengutuk keras persatuan yang mengatasnamakan pluralisme dan hak asasi manusia dgn kedok islam rahmatal lil`alamin.
Bersatu dlm ukhuwah, bkn berarti hrs menerjang syari`at dan menerima sekulerisme,pluralisme, liberalisme, ekstrimesmi, humanisme dan reletavisme.
Sungguh ajaran2 ini sekarang sedang dijejalkan kepada generasi muda kita terutama dari kalangan terdidik baik mahasiswa maupun santri dengan halus, sistimatis dan berkesinambungan..waspadalah !
Kiriman : Syihabudin Husain Shahab