BELAJARLAH ILMU AGAMA
Luthfi Bashori
Seorang muslim yang menginginkan dirinya benar-benar menjadi muslim sejati, maka hendaklah mengharuskan dirinya berusaha mengenal ajaran agama Islam lebih mendalam. Sehingga semakin usianya merangkak, maka pemahaman terhadap ajaran agamanya juga semakin mendalam. Jika pemahaman agama seseorang menjadi matang, maka kemungkinan besar dirinya dapat menjadi figur yang semakin baik dan amal ibadahnya menjadi semakin shalih.
Shahabat Muawiyah mengatakan: Aku mendengar Rasulallah SAW bersabda : Wahai manusia, sesungguhnya untuk mendapat ilmu itu harus melewati proses belajar, dan untuk mendalami syariat juga dengan cara menekuni pelajaran fiqih, sesungguhnya orang yang dikehendaki oleh Allah menjadi figur yang baik, pasti akan dimengertikan terhadap ilmu agama. Sesungguhnya hamba yang paling bertaqwa kepada Allah adalah kalangan para ulama. (HR. Atthabarani).
Shahabat Ibnu Umar mengatakan, bahwa Rasulullah SAW bersabda : Memiliki sedikit ilmu agama itu lebih baik dari pada memperbanyak amalan ibadah yang tanpa dilandasi ilmu. Cukuplah seseorang dikatakan berilmu jika menjadi ahli ibadah yang didasari ilmu. Cukup pula dikatakan seseorang itu bodoh apa bila dia bangga dengan pendapat pribadinya sendiri, tanpa rujukan ilmu agama yang memadai. (HR. Atthabarani).
Shahabat Muadz bin Jabal mengatakan, bahwa Rasulullah SAW bersabda: Belajarlah ilmu agama, karena mempelajarinya itu termasuk khasyyah (takut kepada Allah), menuntut ilmu agama itu termasuk ibadah, mengulang-ulang pelajaran ilmu agama termasuk tasbih (memuji Allah), membahas materi agama itu termasuk jihad, mengajarkan ilmu agama kepada orang yang belum mengerti termasuk shadaqah, menganjurkan kesungguhan mengamalkan ilmu agama itu termasuk qurbah (pendekatan diri kepada Allah) karena hal itu tergolong penjagaan terhadap hukum halal-haram, yang merupakan pelita bagi (calon) penduduk sorga, dan ilmu agama itu sendiri termasuk penghibur bagi yang kesepian, teman dalam perjalanan, inspirasi bagi yang berkhalwat (menyendiri), petunjuk secara dhahir maupun bathin, senjata dalam menghadapi musuh, hiasan indah di kalangan kerabat, karena ilmu agama pula Allah mengangkat derajat seseorang menjadi pemimpin bagi orang lain, menjadi tokoh panutan masyarakat, dan peninggalan ilmunya akan dilestarikan oleh umat, amalan baiknya akan diteladani, pendapatnya akan dijadikan rujukan, para malaikat pun berhasrat menjadi pengayomnya, dengan kepakan sayap para malaikat rela menaunginya, dan seluruh pepohonan yang masih segar maupun yang kering, juga seluruh ikan di laut dan planktonnya, ikut serta segala binatang buas dan yang jinak, semuanya beristighfar kepada Allah untuk penyandang ilmu agama, karena ilmu agama itu adalah kehidupan hati dari ketertutupan, lentera pandangan dari kegelapan, ilmu agama juga menghantarkan pemiliknya menuju derajat orang-orang mulia, hingga derajat tertinggi di dunia dan akhirat, dan memikirkan ilmu agama itu pahalanya menyamai ibadah puasa, bermusyawarah ilmu agama itu menyamai ibadah shalat malam, ilmu agama juga berfungsi sebagai tali silatur rahim, berkat ilmu agama seseorang dapat membedakan mana yang halal dan mana yang haram, yang mana mengerti halal dan haram ini adalah inti dari amalan seseorang, karena amalan itu selalu tergantung kepada hukum halal dan haram, hanya ilmu agama yang dapat membimbing keberhasilan seseorang untuk beramal shalih, dan terjerumusnya orang-orang yang celaka karena mengabaikan ilmu agama. (HR. Ibnu Abdilbar).