URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
ZAKAT DALAM PENGERTIAN YANG LUAS 
  Penulis: Pejuang Islam  [11/9/2025]
   
HUKUM BENCONG & TOMBOI 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/9/2025]
   
JANGAN DUDUK DI ATAS KUBURAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [11/8/2025]
   
BANYAK DOA, BANYAK BERKAH 
  Penulis: Pejuang Islam  [10/8/2025]
   
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Rabu, 15 Oktober 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 3 users
Total Hari Ini: 65 users
Total Pengunjung: 6235943 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
PERAMPOK BERTAUBAT BERKAT KEJUJURAN ALKAILANI 
Penulis: Pejuang Islam [ 29/11/2011 ]
 
PERAMPOK BERTAUBAT BERKAT KEJUJURAN ALKAILANI

Luthfi Bashori

Di masa muda Syeikh Abdul Qadir Alkailani, beliau mempunyai pengalaman unik, yaitu saat beliau berangkat mencari ilmu dari Makkah menuju negeri Iraq dengan melewati jalur darat, saat itu beliau diberi bekal oleh ibunya uang uang cukup besar bagi seorang pemuda, yaitu sebesar 40 dinar dan diberi bekal nasehat agar selalu berkata jujur kepada siapa saja yang dia temui.

Tatkala dalam perjalanan Syeikh Abdul Qadir Alkailani sampai di daerah Hamdan, tiba-tiba beliau didatangi seorang perampok dan ditanya :

Perampok : Mau kemana engkau wahai pemuda ?

Alkailani    : Saya dari Makkah akan belajar ilmu ke negeri Iraq.

Perampok : Jauh amat perjalananmu, apakah engkau membawa bekal ?

Alkailani    : Ya, aku dibekali oleh ibuku sebanyak 40 dinar.

Perampok : Jangan berbohong, mana mungkin seorang pemuda seperti engkau membawa bekal sebanyak itu ?

Alkailani tidak menjawab, dan perampok itupun meninggalkannya lantas berjalan menuju gerombolannya. Di tengah jalan, ada temannya sesama perampok yang bertanya ingin tahu tentang apa yang terjadi dalam dialognya dengan Alkailani.

Setelah tahu duduk masalahnya, maka sang teman perampok itu bergegas menghampiri Alkailan, lantas menarik tangan Alkailani kencang-kencang, dan diseret menghadap pemimpin gerombolan perampok itu.

Pemimpin : Apa benar engkau membawa bekal 40 dinar ?

Alkailani    : Ya benar, ibuku memberi bekal aku uang 40 dinar.

Pemimpin : Mengapa engkau katakan terus terang seperti itu kepada kami ?

Alkailani   : Ya, karena aku dipesani oleh ibuku harus berkata jujur kepada siapa saja yang aku temui, jadi aku takut dosa jika berkhianat kepada ibuku.

Pemimpin : Demi Allah, aku menjadi malu mendengarkan pengakuan jujurmu, engkau yang masih muda ini tidak berani mengkhianati ibumu, dan tetap mempertahankan kejujuran sekalipun harus menanggung bahaya. Sedangkan aku yang sudah tua ini justru tidak pernah takut berkhianat kepada Allah, dan tidak pernah jujur kepada orang lain, maka saksikanlah wahai pemuda, mulai saat ini aku bertaubat kepada Allah dan meninggalkan pekerjaan hinaku sebagai perampok ini.

Mendengar pemimpin gerombolan perampok itu menyatakan bertaubat, maka perampok yang tadi menyeret tangan Alkailani, tiba-tiba berteriak : Wahai pemimpin kami, karena dulu engkau yang mengajak kami untuk menjadi perampok, dan sekarang engkau bertaubat, maka saksikan pula bahwa saat ini kami, seluruh anak buahmu, juga ikut bertaubat kepada Allah.  

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: Ahmad alQuthfby  - Kota: Probolinggo
Tanggal: 21/12/2011
 
subhanalloh 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Mudah-mudahan kita dapat mencontoh kejujuran beliau.

2.
Pengirim: Muthoin Tsamma Amiin  - Kota: Nanga Pinoh (Kalimantan Barat)
Tanggal: 16/9/2012
 
Asswrwb Pak Ustadz Luthfi, Semoga Pak Ustadz selalu dalam lindungan Allah Ta'ala...
Afwan, sekedar konfirmasi Pak...
Yang benar itu Syekh Abdul Qodir Alkilani atau Aljiilani ??
Afwan... Wasswrwb 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Marga Alkailani itu berbeda dengan marga Aljailani. jadi figurnya juga berbeda. Ada Syeikh Abdul Qadir Alkailani seperti dalam kisah di atas, dan ada juga Syeikh Abdul qadir Aljailani waliyullah yang sangat terkenal itu.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam