PERTANYAAN BODOH PENGANDAL AKAL
Luthfi Bashori
Hampir dari setiap generasi, ada saja orang-orang yang lebih mendahulukan akal pikirannya dalam beragama Islam, dari pada harus merujuk kepada dalil-dalil naqli baik dari Alquran, Hadits, Ijma’ dan Qiyas.
Padahal ajaran agama Islam itu datangnya bukan dari akal pikiran manusia, melainkan dari Allah dan Rasul-Nya. Adapun adanya para ulama mujtahid itu hanyalah sebagai pemapar bagi isi kandungan dari Alquran dan Hadits agar memudahkan bagi kalangan awam untuk menjalankan keewajiban agamanya.
Sedangkan kemampuan orang-orang yang lebih mengadalkan otak dan akal pikirannya, tanpa mau merujuk kepada aturan Alquran, Hadits, Ijma’ dan Qiyas, tentu tidak dapat dijadikan panduan bagi umat Islam untuk menjalankan keislamannya.
Bahkan Rasulullah SAW sudah menggambarkan keberadaan orang-orang yang lebih mendahulukan akal pikirannya, hingga terjerumus ke dalam kekafiran: “Manusia itu akan senantiasa “bertanya”, hingga mereka mengatakan, “Inilah Allah pencipta segala sesuatu, maka siapakah yang menciptakan Allah”. (HR. Anas bin Malik).
Hadis ini mengandung makna celaan yang pedas terhadap orang yang menjadikan akal pikirannya di atas segala-galanya, hingga hidayah Allah pun dikesampingkan. Mereka tidak menyadari akan batas maksimal dari kemampuan akalnya yang sangat terbatas bila dibandingkan dengan kekuasaan Allah SWT. dan kebijaksanaannya.
Kira-kira apakah sudah bermunculan keberadaan orang-orang yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam hadist di atas di sekitar masyarakat dewasa ini ?