WAJIB CINTAI MUSLIM KARENA KEISLAMANNYA
Luthfi Bashori
“Jaman wis akhir, jaman wis akhir bumine goyang…!” Begitulah potongan bait syair lagu Jawa religius, yang artinya saat ini jaman sudah hampir akhir dekat hari Kiamat, hingga banyak kerusakan di muka bumi.
Apalagi bumi atau dunia media sosial yang kerusakannya semakin parah. Banyak orang yang mengaku beragama Islam atau ber-KTP Islam, namun secara terang-terangan menampakkan kebencian terhadap sesama muslim.
Entah muslim yang dibenci itu sesame warga Indonesia, atau warga luar negeri, terlebih lagi terhadap warga Arab baik di Saudi, Syiria, Mesir, Yaman, dan negara-negara yang beretnis Arab.
Padahal Rasulullah SAW secara terang-terangan telah menyampaikan bahwa ‘membenci Arab itu adalah kemunafikan’, hingga pelakunya tidak lagi dinamakan sebagai seorang muslim, tetapi disebut sebagai munafiq.
Rasulullah SAW bersabda: Ada enam kebajikan bagi orang muslim atas muslim lainnya, yaitu: apabila ia bertemu dengannya hendaknya ia mengucapkan salam, memenuhi undangannya apabila ia mengundang, mengucapkan Alhamdulillah apabila ia bersin; menjenguknya apabila ia sakit; mengiringi jenazahnya apabila ia mati; dan mencintainya seperti mencintai diri sendiri. (HR Ahmad).
Ajaran Rasulullah SAW ini sudah sangat jelas, bahwa seseorang yang mengaku sebagai seorang muslim, maka wajib baginya untuk menghormati dan memberikan hak-hak muslim lainnya, tanpa pilih-pilih bulu dan etnis manapun. Wajib mencintai muslim lainnya, wajib menjaga kehormatannya dan haram mencaci maki serta memusuhi sesama muslim dimanapun berada. Bahkan akhlaq inilah yang dulu diajarkan oleh para Walisongo sebagai penyebar Islam pertama kali di Nusantara.