|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
 |
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Rabu, 15 Oktober 2025 |
Pukul: |
Online Sekarang: 3 users |
Total Hari Ini: 65 users |
Total Pengunjung: 6235942 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
HUBUNGAN DEKAT ALLAH DENGAN MAKHLUK-NYA |
Penulis: Pejuang Islam [ 25/10/2020 ] |
|
|
HUBUNGAN DEKAT ALLAH DENGAN MAKHLUK-NYA
Taushiah: KH. Luthfi Bashori)
Transkrip: Rizal Affandi
Kedekatan perlindungan Allah tertera dalam firman-Nya yang artinya: “Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat leher mereka”.
Yang dimaksud kedekatan disini bukan kedekatan tempat, melainkan kedekatan maknawiyah.
Allah SWT itu lebih dekat dari urat leher, bukan berarti Allah berada di urat leher, tapi maknanya adalah respon Allah itu lebih cepat dan lebih dekat bahkan dari urat leher manusia.
Maksudnya apapun yang kita sampaikan kepada Allah akan segera direspon, itu kalau cara kita menyampaikannya dengan baik dan benar sesuai dengan tata syariat.
Kedekatan karunia, yaitu firman Allah SWT yang artinya: “Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu”.
Maksudnya Allah SWT itu memberi karunia yang banyak kepada orang-orang yang berbuat baik.
Karunia itu artinya pemberian-pemberian. Macamnya pemberian itu cukup banyak, misalnya yang dhahir contohnya ya rezeki yang dimanfaatkan dan dimakan sehari-hari.
Sedangkan karunia ang tidak dhahir contohnya seperti doanya dikabulkan, atau mendapatkan pahala dari amalan baik, maka yang seperti ini namanya pemberian yang tidak dhahir.
Kalau kita perhatikan, betapa banyak Allah memberikan kepada kita rizqi, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki, tidak bisa dihitung.
“Jika kalian menghitung nikmat-nikmat Allah, maka kalian tidak akan dapat menghitung jumlahnya”.
Karena semua yang diberikan oleh Allah kepada kita, dalam tubuh kita saja -belum kepemilikan seperti rumah, baju- masih apa yang ada di dalam tubuh kita, itu jumlahnya tidak bisa dihitung.
Misalnya kenikmatan mata. Orang kalau tidak diberi mata yang bisa melihat, maka hidupnya akan sulit. Maka tatkala kita diberi mata oleh Allah, itulah kenikmatan.
Hanya saja, terkadang kita tidak sadar, kita pergunakan untuk apa saja mata kita itu. Kita juga tidak sadar, kita diberi nafas, itu juga kenikmatan.
Coba jika jantung kita distop dua hari saja, apa yang terjadi?
Tidak sampai dua hari, dua menit saja maka kita bisa meninggal dunia. Karena itulah, urat nadi, detak jantung, penglihatan, pendengaran dan segala macam yang seperti ini adalah kenikmatan dan karunia Allah SWT.
Alangkah banyaknya karunia Allah yang telah diberikan kepada kita dan ini menandakan betapa dekatnya hubungan Allah dengan umat manusia.
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|