PERSAHABATAN KONYOL

 Luthfi Bashori



 Konon ada 3 orang bersahabat berasal dari Jepang, Inggris dan Indonesia. Mereka bersepakat untuk berjalan-jalan. Yang dari Jepang mengajak mampir ke sebuah pabrik. Tatkala mendekati mesin pabrik, si Jepang tiba-tiba mengobrak-abrik mesin itu.

Dengan kagetnya ke dua temannya bertanya : Mengapa kamu lakukan itu ? Dengan entengnya si Jepang menjawab : Mesinnya sudah kuno dan jelek, sorry di negaraku sudah terbiasa, kalo ada mesin jelek begini, pasti langsung dihancurkan, dibuang dan diganti yang bagus.

Mereka kembali berjalan bersama. Di tengah jalan, temannya yang dari Inggris tiba-tiba mendapati sebuah gedung kantor milik pemerintah, dan ia berusaha merobohkan gedung itu.

Dua temannya pun bertanya : Hai, kok kamu hancurkan gedung pemerintah itu ? Si Inggris dg bangganya menjawab : Ha ha ha, kalo gedung semacam ini di negaraku sih, sudah dianggap kuno, dan selayaknya dibongkar, karena gedung-gedung yang lebih tinggi dan megah, sudah menjadi trend di masyarakat.

Mereka bertiga melanjutkan perjalanan dan menemukan sebuah pantai bertebing, tempat rekreasi masyarakat di saat sore hari. Di tempat itu terdapat berbagai aneka makanan yang dijual di atas gerobak para pedagang.

Para pembeli makanan pun berjejer-jejer duduk di tebing pantai menikmati makanan sambil menyaksikan keindahan alamnya. Tiba-tiba saja si Indonesia mengambil beberapa batu sebesar kepalan tangan, lantas melempari para pedagang makanan itu.

Tentu saja para pedagang menjadi ketakutan, heboh dan lari terbirit-birit sambil membawa gerobaknya masing-masing. Mereka menyangka ada orang gila yang sedang mengamuk.

Tidak cukup itu, si Indonesia pun menghampiri para pembeli yang duduk-duduk di tebing pantai, lantas mendorong mereka hingga banyak yang terjebur di pinggir air laut. Tentu saja keadaan semakin kacau.

Belum lagi si Jepang dan si Inggris bertanya mengapa ia melakukan semua itu, maka dengan bangganya si Indonesia berteriak : Kalo aku sih sudah bosan melihat rakyat miskin seperti mereka ini, bisanya cuma jadi PKL, belum lagi pembelinya yang tampak rakus-rakus, segala jenis makanan juga mereka santap, tanpa peduli kesehatannya.., dasar rakyat miskin...! Kalo pun ada yg kaya di antara mereka, kebanyakan sih mikirin diri sendiri, mengeruk keuntungan pribadi, bahkan banyak pula yg mentradisikan korupsi. Nah, rakyat semacam inilah yang justru mayoritas menjadi penghuni negaraku... !

Akhirnya si Jepang dan si Inggris pun manggut-manggut sambil mengajak meneruskan perjalanan. Hati si Indonesia sebenarnya kecut juga, tapi bagaimana lagi jika melihat kenyataan di lapangan, memang adanya semacam itu.