SEBAGAIMANA ORANG BERHUTANG,
MAKA DIA WAJIB MEMBAYARNYA
Diterjemahkan Oleh :
Jamaluddin
Dikisahkan, bahwasanya kejadian ini bermula dari sebuah keluarga yang terdiri atas sepasang suami istri, yang tengah duduk bersama untuk makan malam. Terhidang di atas meja makan, se ekor ayam panggang, yang sedap dan harum, dengan aroma yang sangat menggugah selera. Di tengah keduanya sedang asyik menikmati makan malam spesial itu, datanglah seorang pengemis. Ia berhenti tepat di depan rumah mewah yang menebarkan aroma wangi ayam panggang. Sang pengemis memberanikan diri untuk mengetuk pintu rumah tersebut, dengan harapan ia mendapatkan sedikit makanan untuk makan malam. Pengemispun berkata dengan wajah memelas penuh iba:
“ Kasihanilah saya tuan, saya dirampok, saya tidak memiliki apapun untuk membeli makanan.” ujarnya.
Mendengar suara seseorang yang mengetuk pintu rumahnya, dengan meminta-minta, maka sang suami keluar dengan raut muka merah, penuh amarah, lantaran acara makan malam dengan istri tercinta menjadi diganggu.
“ Hei … pergi kamu dari pandangan saya,…kamu tidak perlu dikasihani,…dasar pemalas, pergi sana !! ” usirnya kepada pengemis.
Mendapatkan perlakuan yang menyakitkan hati, maka pergilah sang pengemis dengan hati yang hancur lebur, sedih tiada terkira. Demikianlah hari demi hari telah berlalu, dan putaran waktu yang cukup lama, ternyata telah membuat sang lelaki kaya itu jatuh miskin, setelah lewat masa di mana dia menikmati harta yang melimpah. Keadaan yang terbalik seratus delapan puluh derajat ini memaksanya menjadi peminta-minta.
Maka ia pun meninggalkan negerinya, berjalan menyusuri bumi, dan mengharapkan bantuan sedekah dari orang-orang yang bersedia berbuat baik kepadanya.Bahkan ia sudah terlanjur menceraikan isterinya sebelum pergi meninggalkan rumah. Sang istri juga menikah dengan seorang laki-laki lain yang berasal dari kota lain pula.
Pada suatu hari, secara kebetulan sang mantan istri dan suami barunya, duduk bersama untuk menyantap makan malam, yang telah terhidang di atas meja dengan menu yang mewah. Antara lain, ayam bakar dan bermacam buah-buahan yang segar. Tiba--tiba, datang seorang pengemis mengetuk pintu kediaman tersebut.
Si pengemis yang sebenarnya mantan orang kaya itupun berkata, “ Tolonglah hamba tuan, hamba tidak memiliki apa-apa untuk bisa saya makan pada malam hari ini ” rintihnya.
Mendengar ada seseorang yang mengetuk pintu rumahnya dan meminta sedekah, sang suami baru itu pun menyuruh isterinya untuk memberikan sepotong ayam bakar dan dua buah jeruk dan apel kepada si pengemis : “ Wahai istriku, berikanlah kepadanya apa yang kita miliki dari makanan malam hari ini “
Maka keluarlah sang istri dengan membawa semua makanan untuk diberikan kepada pengemis. Tatkala ia membuka pintu, sang istri sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya. Ternyata si pengemis adalah mantan suaminya yang dulu telah menceraikannya. Setelah ia berikan makanan kepada pengemis, iapun masuk ke dalam rumah dengan berlinang air mata..
Melihat kondisi istrinya yang aneh, sang suami baru bertanya “ Wahai istriku, ada apa gerangan yang membuatmu menangis? “.
Dengan berlinang air mata,sang isteri menjawab “ Apakah engkau tahu wahai suamiku, siapa pengemis tadi ? Ia adalah mantan suamiku yang dulu”.
Kemudian sang istri menceritakan kejadian yang ia alami bersama suami lamanya. Mendengar cerita dari sang istri, maka suami baru itupun berkata “ Ketahuilah wahai istriku, demi Allah akulah sang pengemis yang datang pada malam itu untuk memohon sedikit makanan ke rumahmu “. (Sumber dari kitab Ajaibul qashas) .
Medio 15 Maret 2009, Ribath Almurtadla.