URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
KEJARLAH ILMU AGAMA SETINGGI LANGIT 
  Penulis: Pejuang Islam  [18/1/2024]
   
SHALAT SUNNAH & BACA ALQURAN DI RUMAH 
  Penulis: Pejuang Islam  [16/1/2024]
   
HADIAH TERBAIK ADALAH NASEHAT 
  Penulis: Pejuang Islam  [11/1/2024]
   
PARA PENYAMPAI HADITS NABI 
  Penulis: Pejuang Islam  [8/1/2024]
   
PENASIHAT ITU DIPERCAYA 
  Penulis: Pejuang Islam  [31/12/2023]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Kamis, 18 April 2024
Pukul:  
Online Sekarang: 1 users
Total Hari Ini: 146 users
Total Pengunjung: 5863410 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
HAKIKAT KEKUASAAN ADALAH COBAAN 
Penulis: Pejuang Islam [ 5/9/2016 ]
 
HAKIKAT KEKUASAAN ADALAH COBAAN

Luthfi Bashori

Malu rasanya bangsa Indonesia, yang mana akhir-akhir ini hampir setiap saat masyarakat disuguhi film drama kolosal, bertema PEREBUTAN JABATAN di beberapa lingkungan instansi, baik di kalangan swasta semacam ormas, LSM, hingga tempat pendidikan, maupun di kalangan instansi pemerintah semacam partai politik, Dewan Perwakilan Rakyat, jabatan Pilkada bahkan hingga merambah kepada jabatan presiden beserta perangkat-perangkatnya.

Dewasa ini, seseorang yang ingin menjadi pejabat publik, tentunya banyak cara untuk mendapatkannya, baik secara halal, misalnya seseorang yang berusaha berkarir dari bawah dalam bidang yang diinginkannya, maka berusaha menampilkan kemampuan yang dimilikinya, hingga timbul kepercayaan masyarakat kepadanya, hingga pada akhirnya ia pun mendapatkan jabatan publik yang dicita-citakannya itu secara halal.

Tapi ada juga orang yang ingin menjadi pemimpin dengan jalan pintas, yaitu dengan menghalalkan segala cara untuk menduduki jabatan yang selalu diimpi-impikan.

Bahkan sering kali terjadi dalam perebutan jabatan itu, ada pihak yang sengaja menggunakan cara-cara kotor, politik uang, politik curang hingga berusaha pembunuhan karakter terhadap rival-rivalnya.

Sungguh peristiwa-peristiwa yang demikian rancau ini, sangat merusak akhlaq dan moral bangsa, khususnya bagi generasi penerus bangsa ke depan.

Kewibawaan jabatanpun sudah semakin luntur di mata masyarakat, dan yang tersisa hanyalah sifat kediktatoran dan egoisme yang kira-kira dapat diungkapkan: Kalau kamu taat, kamu akan selamat, tapi kalau kamu tidak taat, kamu bakal kiamat.

Hal itu berlaku untuk umum, baik dalam urusan yang positif serta sejalan dengan hukum syariat, maupun dalam urusan kebijakan yang negatif serta berlawanan dengan hukum syariat. Baik kebijakan yang pro rakyat maupun yang kontra kepentingan rakyat, maka masyarakatpun seakan-akan diharuskan untuk patuh dan tunduk kepada keputusan para pejabat publik.

Tentunya kondisi yang demikian ini sangat kontradiksi dengan tata cara para pemimpin Islam jaman dahulu yang terkenal bijaksana dan dapat memberikan tauladan yang baik, bahkan nyaris sempurna dalam dunia kepemimpinan.

Sebut saja ketika Sayyidina Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi khalifah, beliau memanggil Imam Salim bin Abdullah, Imam Muhammad bin Ka`ab Al-Qardhi, Imam Raja bin Haiwah, beliau berkata kepada mereka, Aku telah diberi cobaan ini (memegang kekuasaan) , maka nasihatilah aku.

Subhanallah, Sayyidina Umar bin Abdul Aziz mengangggap jabatan khilafah itu sebagai cobaan.

Maka Imam Salim bin Abdullah berkata kepada beliau,  Jika engkau ingin selamat dari siksa Allah, puasalah dari kesenangan dunia dan berbukalah ketika datang kematian.

Sedang Imam Muhmmad bin Ka`ab Al-Qardhi berkata, Jika engkau ingin selamat dari siksa Allah, jadikan orang muslim yang besar sebagai ayah bagimu dan muslim yang sedang sebagai saudaramu serta muslim yang kecil sebagai anakmu. Maka hormatilah ayahmu, muliakan saudaramu, dan sayangilah anakmu. 

Adapun Imam Raja bin Haiwah berkata kepada beliau, Jika engkau ingin selamat dari siksa Allah, cintailah kaum muslim seperti engkau mencintai dirimu, dan bencilah apa yang engkau tidak sukai pada mereka seperti engkau membenci apa yang engkau tidak suka terjadi pada dirimu.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2024 Oleh Pejuang Islam