URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
KEJARLAH ILMU AGAMA SETINGGI LANGIT 
  Penulis: Pejuang Islam  [18/1/2024]
   
SHALAT SUNNAH & BACA ALQURAN DI RUMAH 
  Penulis: Pejuang Islam  [16/1/2024]
   
HADIAH TERBAIK ADALAH NASEHAT 
  Penulis: Pejuang Islam  [11/1/2024]
   
PARA PENYAMPAI HADITS NABI 
  Penulis: Pejuang Islam  [8/1/2024]
   
PENASIHAT ITU DIPERCAYA 
  Penulis: Pejuang Islam  [31/12/2023]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Jumat, 29 Maret 2024
Pukul:  
Online Sekarang: 1 users
Total Hari Ini: 48 users
Total Pengunjung: 5860402 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
INDAHNYA BERKELUARGA DALAM TUNTUNAN ISLAM 
Penulis: Pejuang Islam [ 25/3/2017 ]
 
INDAHNYA BERKELUARGA DALAM TUNTUNAN ISLAM

Luthfi Bashori



Dulu ada sebuah lagu yang liriknya cukup viral di jamannya, mengatakan:

Harta yang paling berharga adalah keluarga.
Istana yang paling indah adalah keluarga.
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga.
Mutiara tiada tara adalah keluarga.

Yang dapat dikategorikan sebagai keluarga dalam pandangan Islam itu tentu banyak macamnya, misalnya ayah-ibu dan kakek-nenek dengan garis silsilah ke atas secara vertikal hingga naik lagi ke atasnya, atau silsilah ke atas  secara horizontal yaitu yang lurus ke samping.

Maksud naik ke atas, semisal ayah dan ibu kandung, kakek-neneknya ayah dan ibu, kakek-neneknya kakek dan nenek, demikian dan seterusnya. Sedangkan maksud lurus ke samping, semisal kakak-adiknya kakek dan nenek, paman, bibi maupun sepupunya kakek dan nenek, demikian dan seterusnya.

Tentunya yang dimaksud keluarga juga mencakup mertua, paman, bibi, kakak, adik, istri, anak, keponakan, sepupu, keponakan sepupu, cucu, cicit, keluarga dari pihak mertua, dan lain sebagainya yang masih ada ikatan darah baik dari dirinya maupun dari pasangan hidupnya, termasuk dari kalangan famili dekat maupun famili jauh.       

Suatu saat St. Zainab istri Sy. Abdullah RA menceritakan, bahwa setelah dia mendengar Nabi Muhammad SAW bersabda, “Bersedekahlah wahai kaum wanita, bersedekahlah sekalian dengan perhiasanmu!”.

Dia pun pulang menemui Sy. Abdullah suaminya seraya berkata, “Kamu seorang laki-laki yang cepat kaki dan ringan tangan, ketahuinya bahwa  Rasulullah SAW memerintahkan kepada kami kaum wanita, agar kami bersedekah. Cobalah datangi beliau SAW, dan tanyakan apakah sudah cukup memadai jika sedekahku aku berikan kepada keluarga? Jika tidak memadai, akan kualihkan kepada orang lain.”

“Sebaiknya engkau sajalah yang mendatangi beliau SAW,” jawab Abdullah.

Maka pergilah St. Zainab menghadap Rasulullah SAW dan menanyakan hal itu. Lantas Nabi Muhammad SAW bersabda, “Engkau mendapat dua pahala, yakni pahala menjalin hubungan kekerabatan dan pahala karena sedekah.” (HR. Muslim).

Dalam kitab Shahih Bukhari, dari St. Maimunah Ummul Mukminin, ia berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَشَعَرْتَ أَنِّي أَعْتَقْتُ وَلِيدَتِي قَالَ أَوَفَعَلْتِ قَالَتْ نَعَمْ قَالَ أَمَا إِنَّكِ لَوْ أَعْطَيْتِهَا أَخْوَالَكِ كَانَ أَعْظَمَ لِأَجْرِكِ

ST. MAIMUNAH:  “Wahai Rasulullah, tahukah engkau bahwa aku memerdekakan budakku?”

RASULULLAH SAW:  “Apakah engkau telah melaksanakannya?”

ST. MAIMUNAH:  “Ya”.

RASULULLAH SAW: “Seandainya engkau berikan budak itu kepada paman-pamanmu, maka itu akan lebih besar pahalanya”.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2024 Oleh Pejuang Islam