MEMBENTUK GENERASI YANG SHALIH LEWAT MAKANAN
Luthfi Bashori
Jaman sekarang banyak orang Islam yang berkelakuan seperti non muslim. Mereka tidak takut kepada Allah, dan terbiasa melanggar aturan syariat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Mereka lebih bangga jika menggunakan atribut non Islam daripada harus menampakkan dirinya sebagai seorang muslim sejati secara dhahir dan bathin.
Pada hakikatnya, umat Islam yang menjadi jauh dari ajaran agamanya itu, bermula dari ketidak hati-hatian mereka terhadap makanan dan minuman yang dikonsumsinya. Hingga Allah pun enggan menjawab dan mengabulkan doa-doa maupun harapan mereka untuk menjadi seorang yang shalih/shalihah, sebagaimana umumnya yang diinginkan oleh kebanyakan keluarga muslim.
Disebutkan dalam Hadits: “Sesungguhnya Allah Maha Baik dan tidak akan menerima, kecuali yang baik, dan sesungguhnya Allah menyuruh orang-orang mukmin sebagaimana Dia menyuruh para Rasul. Maka Allah SWT berfirman yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu.” (QS. Al-Baqarah: 172). Kemudian Nabi SAW menyebut seorang laki yang lama bepergian, rambutnya kusut berdebu. Ia mengulurkan kedua tangannya ke arah langit seraya berkata, “ Ya Rabb, Ya Rabb, sedangkan makannya haram dan minumannya haram serta pakaiannya haram dan ia diberi makanan dari penghasilan yang haram. Maka bagaimana doanya bisa dikabulkan?”
Jika seseorang selalu menjaga makanannya sejak kecil, ia tidak diberi dan tidak mengkonsumsi makanan maupun minuman yang haram maupun yang syubhat, atau tidak mengkonsumsi dari hasil pekerjaan yang haram maupun syubhat, tentu semua doa dan keinginan baiknya sebagai generasi yang shalih akan mudah dikabulkan oleh Allah.
Namun, jika seseoarang itu telah terbiasa sejak kecil diberi makan atau mengkonsumsi makanan dan muniman yang haram maupun syubhat, atau dari hasil pekerjaan yang haram maupun syubhat, maka semakin tumbuh dewasa, ia pun akan semakin jauh dari tuntunan ajaran Islam yang baik dan benar.
Dari Sy. Abbas RA ia berkata, “Ayat ini dibaca di dekat Rasulullah SAW, yaitu ayat yang berbunyi, ’Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari pada yang terdapat di bumi.’ (QS. Al-Baqarah: 168). Kemudian Sy. Sa’ad bin Abi Waqqash berdiri. Lalu berkata , ‘Ya Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar menjadikan doaku selalu terkabul.’ Maka Nabi SAW berkata, ‘Hai Sa’ad, makanlah makanan yang halal, niscaya doamu akan selalu terkabul.’ Demi Allah yang nyawa Muhammad berada di tangan-Nya. Sesungguhnya ada orang yang memakan makanan yang haram hingga tidak diterima shalatnya selama 40 hari. Hamba mana yang dagingnya tumbuh dari hasil haram dan riba, maka api neraka akan menimpanya.”