ORANG KAYA YANG DICINTAI ALLAH
Luthfi Bashori
Sy. Sa’ad bin Abi Waqqash RA mengatakan, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai hamba-Nya yang bertakwa, yang kaya namun tidak menampakkannya.” (HR. Muslim dan Ibnu Hibban).
Orang kaya yang tidak sombong serta mau berbagi rezekinya kepada orang-orang yang sedang membutuhkan bantuannya, adalah termasuk hamba yang sangat dicintai oleh Allah. Bahkan Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan doa untuk mendapatkan kekayaan, sebagimana yang diriwayatkan oleh Sy. Anas bin Malik RA, beliau menceritakan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Ya Allah, aku mohon kepada-Mu petunjuk dan ketakwaan, keluhuran budi dan kekayaan.” (HR. Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Namun, memiliki kekayaan harta yang melimpah itu bukanlah perkara yang mudah bagi pemiliknya, jika ia tidak pandai-pandai memanfaatkan hartanya untuk kepentingan akhirat, karena kekayaan itu pula yang dapat menghambat seseorang yang shalih sekalipun untuk dapat segera masuk ke dalam sorga.
Sy. Abu Dzar RA mengungkapkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang memiliki uang dua dirham maka hisabnya lebih berat dibandingkan orang yang hanya mempunyai uang satu dirham, dan orang yang memiliki uang dua dinar hisabnya lebih berat daripada orang yang hanya mempunyai uang satu dinar.” (HR. Baihaqi).
Di samping hisabnya orang shalih yang kaya itu lebih berat, tentunya juga akan lebih lama proses penghitungannya dibandingkan dengan orang-orang shalih namun dari kalangan yang kurang mampu, kecuali jika mayoritas harta kekayaannya itu diinfaqkan untuk kepentingan di jalan Allah.
Tetapi, umumnya orang yang hidupnya itu lebih dominan dalam mencari harta, maka kebanyakan dari mereka itu akan merasa berat untuk berbagi rezeki kepada orang-orang yang sangat membutuhkan bantuannya. Maka di sinilah letak kerawanan seseorang yang memiliki harta berlebih, hingga tidak mudah untuk bersegera memasuki pintu sorga.
Sy. Anas RA. mengungkapkan, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Andai manusia itu mempunyai kekayaan harta benda sebanyak dua lembah, mereka masih ingin mendapatkan harta benda satu lembah lagi. Tidak ada yang dapat mengisi perutnya sampai penuh, melainkan hanya tanah (mati), dan Allah menerima tobat orang yang bertobat kepada-Nya.” (HR. Muslim)
Rasa ingin memiliki banyak harta itu termasuk sifat dasar yang ada pada setiap manusia. Hal ini karena manusia itu termasuk makhluk Allah yang diberi hawa nafsu, termasuk nafsu untuk mendapatkan harta yang berlebih.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Andai anak Adam mempunyai emas satu lembah, niscaya ia ingin memiliki satu lembah lagi. Tidak ada yang dapat memenuhi mulutnya melainkan tanah (maut). Dan Allah menerima tobat siapa yang bertobat kepada-Nya.” (HR. Muslim).
Untuk itu, orang yang telah diberi kelebihan harta, agar dirinya terhindar dari sifat serakah hingga tidak ingin berbagi, maka dianjurkan untuk rajin menginfaqkan hartanya di jalan Allah, baik itu membantu kaum dhu’afa maupun membantu kelancaran perjuangan di jalan Allah.