Luthfi Bashori
Sy. Anas bin Malik RA menceritakan bahwa pernah ada seorang laki-laki meminta kambing kepada Rasulullah SAW sebanyak di antara dua gunung, dan beliau SAW memenuhinya. Setelah itu, laki-laki tersebut kembali kepada kaumnya, dan berseru, “Masuklah kalian semua ke dalam Islam, sungguh Muhammad telah memberiku sesuatu yang amat banyak tanpa ia takut menjadi miskin.”
Lalu Sy. Anas berkomentar, “Jika seseorang masuk Islam hanya karena menginginkan dunia, maka bukan Islam namanya. Islam harus lebih dicintai daripada dunia dan isinya.” (HR. Muslim).
Dalam hal ini, Rasululah SAW telah memberi contoh suatu perbuatan yang sangat mulia, yaitu beliau SAW tidak pernah menggantungkan hidupnya kepada dunia, karena itu saat ada orang yang meminta apa yang menjadi milik beliau SAW, maka beliaupun memberikannya tanpa memikirkan kepemilikan harta itu untuk persiapan hidup di hari-hari berikutnya. Karena beliau SAW yakin, bahwa untuk kehidupan di esok hari, semua telah diatur oleh Allah SWT.
Namun sebagai umat Islam yang ingin menjadikan esoknya lebih baik daripada hari sekarang, Sy. Anas bin Malik memberikan nasehat, bahwa jika seseorang itu hanya memikirkan dunia tanpa peduli terhadap kehidupan akhiratnya, maka tergolong sangat merugi, bahkan bukan termasuk ajaran Islam jika ada orang yang hanya mengejar harta harta dan harta dalam hidupnya.
Kepentingan seorang muslim yang hakiki itu adalah bagaimana ia selalu mempersiapkan kehidupan akhiratnya yang lebih mapan daripada bergiat diri dalam menikmati kehidupan dunianya.
Sy. Abu Hurairah mengatakan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak penting baginya.” (HR. Tirmidzi).
Berhura-hura, berfoya-foya, dan melakukan hal-hal yang tidak dapat menunjang kebahagiannya di akhirat nanti adalah sebuah kekeliruan besar, sekalipun perbuatannya itu tidak sampai melanggar aturan agama, apalagi jika yang dilakukannya itu hingga melanggar aturan syariat, tentu hanya penyesalan semata yang kelak akan didapatinya.
Meninggalkan hal-hal yang tidak berguna, adalah sebuah keniscayaan bagi siapapun yang ingin menikmati kebahagiaan hidup di akhirat nanti.