SINGGASANA IBLIS DI ATAS AIR
Luthfi Bashori
Dalam salah satu situs, dikatakan bahwa laut selatan diyakini sebagai salah satu pusat kerajaan jin yang sangat besar. Bahkan kisah penunggu laut selatan (samudra Hindia) Nyi Roro Kidul (kidul = selatan) merupakan salah satu cerita mistik yang sangat terkenal bukan hanya di Indonesia saja.
Ada juga situs Jawa yang mengatakan, bahwa menurut mitologi orang Jawa ada perbedaan antara Ratu Kidul dan Roro Kidul. Ratu Kidul adalah sosok dewi yang kemudian menjelma menjadi Dewi Sri atau dewi padi. Adapun Roro Kidul merupakan Putri dari Prabu Siliwangi yang terusir oleh ayahandanya, karena ulah dari saudaranya sendiri yang kemudian menjelma menjadi sosok penguasa di laut selatan, setelah menceburkan diri di laut selatan. Walaupun dalam pandangan masyarakat Jawa, dua sosok tersebut adalah sama.
Namun dalam pandangan Islam, baik Ratu Kidul maupun Nyai Roro Kidul, atau apa saja julukannya serta seberapa besar kekuatan mistiknya, maka itulah hakikat kehidupan alam jin yang diakui keberadaannya dalam Alquran.
Nyi Roro Kidul sendiri bisa saja dianggap sebagai penjelmaan dari pimpinan kerajaan jin di pesisir laut selatan menurut persepsi masyarakat Jawa pada khususnya, namun sekali lagi semuanya itu hanyalah berdasarkan dugaan masyarakat semata.
Dalam sebuah hadits, Sy. Jabir RA mengabarkan, bahwa Nabi Muhammad SAW menerangkan, sesungguhnya Iblis telah membangun singgasananya di permukaan lautan. Dari sanalah ia mengirimkan seluruh bala tentaranya. Yang paling ia anggap berjasa di antara mereka ialah yang paling besar membuat kekacauan.
Salah satu tentaranya menghadap kepada Iblis dan mengatakan, Saya telah berhasil melakukan ini dan itu.
Tapi dijawab oleh Iblis, Kamu belum melakukan apa pun.
Di antara prajurit lainnya ada yang datang melapor, Aku telah menghancurkan ikatan perkawinan seorang laki-laki dan istrinya.
Iblis pun menghampirinya dan memberikan pujian, Engkaulah yang terbaik. (HR. Muslim)
Sy. Abu Said RA menceritakan, bahwa Rasulullah SAW bersama shahabat Sy. Abu Bakar RA dan Sy. Umar bin Khatthab RA, mereka berjumpa dengan Ibnu Shayyad di salah satu jalan di kota Madinah. Ibnu Shayyad ini pernah diduga oleh Rasulullah SAW sebagai Dajjal yang sudah muncul. (Sekalipun pada akhirnya Ibnu Shayyad masuk Islam setelah Rasulullah SAW wafat).
Lalu Rasulullah SAW mengatakan kepadanya, Maukah kamu bersaksi bahwa aku adalah utusan Allah?
Ibnu Shayyad menjawab dangan pertanyaan serupa, Maukah kamu bersaksi bahwa aku adalah utusan Allah?
Rasulullah SAW bersabda, Aku beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, dan kitab-kitab-Nya. Apakah yang sedang kamu lihat (dari perkara ghaib)?
Aku sedang melihat sebuah Arasy di atas air, jawab Ibnu Shayyad.
Rasulullah SAW membantahnya, Yang kamu lihat itu adalah singgasana Iblis di tengah laut. Lalu apalagi yang kamu lihat?
Ibnu Shayyad menjawab, Aku mendapat dua berita yang benar, dan berita yang dusta, atau dua berita yang dusta dan sebuah berita yang benar.
Biarkanlah dia, sabda Rasulullah SAW. Dia telah dikacaukan (oleh setan yang menguasainya). (HR. Muslim dan Tirmidzi).
Dari ke dua hadits ini dapat diambil pelajaran, bahwa hendaklah masyarakat khususnya yang berdekatan dengan wilayah laut selatan, agar tidak ikut memberi sesajen kepada Ratu Pantai Selatan, karena sesungguhnya kegiatan yang semacam itu adalah termasuk jebakan Iblis dan bala tentaranya, dengan tujuan agar tanpa disadari masyarakat tersebut telah menghambakan diri mereka kepada pasukan Iblis yang selalu gigih berjuang dalam menyesatkan anak cucu Nabi Adam AS.