URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
BERSIKAP TERHADAP PENGEMIS 
  Penulis: Pejuang Islam  [9/5/2024]
   
HUKUM PRIA MUSLIM MENIKAHI WANITA PENYEMBAH BERHALA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/5/2024]
   
AYOO, MENGENAL TASAWUF 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/5/2024]
   
BELAJAR IKHLAS 
  Penulis: Pejuang Isllam  [5/5/2024]
   
MENGAPA PARA AHLI TASHAWWUF MENGHARAMKAN ROKOK ? 
  Penulis: Pejuang Islam  [3/5/2024]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Minggu, 19 Mei 2024
Pukul:  
Online Sekarang: 2 users
Total Hari Ini: 129 users
Total Pengunjung: 5869102 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - MEDIA GLOBAL
 
 
MEMBONGKAR KEBOHONGAN DAN KESOMBONGAN  
Penulis: Ahmad Haydar.  [18/9/2009]
 
MEMBONGKAR KEBOHONGAN DAN KESOMBONGAN

                                                     Ahmad Haydar.    

Judul     :  Membongkar Kebohongan Buku \"Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat & Dzikir Syirik\"
Penulis  :  Tim Bahtsul Masail PC NU Jember
Penerbit :  Khalista, Surabaya
Tahun    : 2008
Tebal     :  xi + 254 halaman

Sesuai judulnya, buku ini benar-benar membongkar kebohongan yang keterlaluan dari sebuah buku yang meresahkan umat. Buku yang bernada profokatif dan memancing perpecahanm tersebut berjudul “Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat & Dzikir Syirik”.

(Lembaga Bahtsul Masail Nahdhatul Ulama) LBM NU Jember merasa terpanggil untuk mendudukkan persoalan agar fitnah yang ditimbulkan dari buku yang tak dilandasi kejujuran ilmiah ini dianggap masyarakat awam sebagai kebenaran. Bahkan jika dibiarkan, mungkin akan menimbulkan bencana perpecahan yang kronis dalam tubuh umat. Sebab NU-Muhammadiyah yang selama ini rukun dan bersatu dalam perbedaaan secara furu\`, akan terseret adu domba dalam spektrum yang luas karena dipicu kehadiran buku itu.

Buku yang \"dilawan\" oleh Tim Penulis LBM (Lembaga Bahtsul Masail) PC NU (Pengurus Cabang Nadhlatul Ulama) Kabupaten Jember ini adalah sebuah buku berjudul \"Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat & Dzikir Syirik\" yang ditulis oleh H. Mahrus Ali dan diberi Kata Pengantar oleh KH Mu\`ammal Hamidy, Lc. Secara personal H. Mahrus Ali ini mengaku sebagai mantan kiai NU, padahal data yang di peroleh menegaskan bahwa yang bersangkutan tidak pernah tercatat sebagai anggota dan aktivis NU, apalagi tokoh atau kiai NU sebagaimana yang diterangkan oleh pengurus ranting NU Sidomukti Kebomas Gresik, tempat kelahiran H. Mahrus Ali sendiri, dan juga pernyataan dari pengurus MWC NU Waru Sidoarjo, tempat Mahrus  berdomisili saat ini.

Barangkali tidak akan jadi perbincangan luas jika seandainya isi buku yang provokatif ini tidak meresahkan umat, terutama kalangan Nahdliyyin (warga Nahdlatul Ulama) dan umat Islam yang sejak masa Walisongo terbiasa dengan tradisi sholawat dan dzikir. Secara substansial buku H. Mahrus Ali ini terdapat banyak kebohongan yang mendasar dan perlu diluruskan. Sebab cap bid\`ah, dhalalah dan syirik yang sering dilontarkan mereka selain membingungkan dan meresahkan juga dapat menyesatkan umat.

Sebenarnya buku Mahrus ini tidak ada yang baru, kecuali secara kasar dan sepihak ia \"memainkan\" cap syirik kepada amalan kalangan  nahdliyyin dan mayoritas umat Islam lainnya di Indonesia ini. Bak bunyi pepatah Arab \"Kholif Tu\`rof!\" (Menyimpanglah, maka Anda akan terkenal!). Memang dari judulnya saja buku itu \"menggoda\", namun isinya jauh dari kriteria tulisan yang ilmiah, kecuali bermuatan vonis bid\`ah, dhalalah dan syirik pada umat lain, sekan ia pemegang kunci surga.

Buku LBM NU yang berjudul “Membongkar Kebohongan Buku \"Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat & Dzikir Syirik\"” secara tegas membantah bahkan sekaligus menantang kepada penulis buku \"Mantan KIai NU Menggugat Sholawat dan Dzikir Syirik\"  untuk berdebat secara terbuka dengan melibatkan berbagai pihak untuk mencari kebenaran. Tudingan bahwa amalan warga nahdliyyin itu syirik, menyesatkan dan ahli neraka adalah tidak benar. Hal ini telah dibuktikkan oleh Tim LBM NU Cabang Jember, sebagaimana diuraikan panjang lebar dalam buku. Inilah jawaban argumentatif yang lengkap berdasarkan al-Qur\`an dan as-Sunnah.

Bagi yang tak sempat hadir debat terbuka, melalui buku ini cukup menambah wawasan dan sekaligus pegangan untuk \"melawan\" buku para oknum pemecah-belah umat itu. Diharapkan buku ini akan semakin memperkuat keyakinan kita dalam mengamalkan sholawat dan dzikir yang sudah diamalkan sejak ratusan tahun mulai zaman para penyebar Islam di Nusantara, yaitu para wali.

Secara sistematis buku ini menjawab seluruh tudingan Mahrus mulai soal Tawassul dan Istighasah, Sunnah dan Bid\`ah, Keagungan Rasulullah SAW dan masalah bermadzhab. Sehingga selayaknyalah umat Islam memiliki buku. Dengan memiliki buku yang dibuat oleh Tim LBM NU jember ini, kita tidak akan khawatir umat terprovolasi oleh klaim-klaim yang diutuduhkan pihak pemecah belah umat.

Umat Islam hari ini sudah mulai dewasa. Mereka tak akan mudah terpengaruh dengan isu-isu picisan sebagaimana yang kita temukan dalam buku karangan Mahrus Ali tersebut. Sebab, jawaban yang syamil dan kamil dari Tim Penulis LBM NU, juga bisa untuk membantah buku anti sholawat dan dzikir NU – yang mungkin datang dari pihak lain. Artinya, buku ini selain memperkuat keyakinan warga Nahdliyyin yang Sunniyah Salafiyyah, dalam mengamalkan sholawat dan dzikir selama ini, juga sekaligus memberikan masukan kepada warga di luar Ahlussunnah untuk memahami praktik amaliyah mayoritas penganut Ahlussunnah di negeri ini, yaitu NU, Persatuan Tarbiyah Indonesia dan ormas Islam lainnya  di negeri ini yang senentiasa terbiasa dengan tradisi sholawat, dzikir, tahlil, talqin dan lain sebagainya.
                 

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: ahmad  - Kota: probolinggo
Tanggal: 25/9/2009
 
siip.... 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Alhamdulillah.

2.
Pengirim: Putra  - Kota: jakarta
Tanggal: 12/11/2009
 
Terlepas dari Buku Ali Mahrus dan bantahannya...
saya ingin bertahannya :
1.Apakah kita melakukan suatu amalan /Ritual karena TRADISI..??? nanti org bilang agama kita agama tradisi......
2.BAGAIMANAKAH sebenarnya Hukum dari sholawat,dzikir,tahlil,talqin dsb??? apakah sudah sesuai
dengan apa yg diajarkan Rasululah..??? (sesuaikah waktu dan tempatnya???)






































































































 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
1. Pertanyaan Akhi perlu diralat, tidak ada seorang Islam pun yang melakukan amalan / ritual KARENA TRADISI, yang ada adalah umat Islam melaksanakan amalan / ritual yang diajarkan secara turun temurun, mulai dari orangtua/gurunya yang mana mereka juga belajar dari kakek /guru dari gurunya, yang juga belajar dari buyut / guru dari guru dari gurunya, demikian hingga ke atas, hingga para ulama salaf, hingga para tabi'in, hingga para shahabat hingga Rasulullah SAW. Nah, amalan-amalan yang dilakukan secara estafet itu pada akhirnya menjadi tradisi di kalangan umat Islam mayoritas penghuni planet dunia ini .

2. Cobalah akhi klik kolom Karya Tulis Pejuang, akhi akan mendapati artikel-artikel kami tentang amalan-amalan yang akhi tanyakan seputar talqin, ziarah kubur, tahlil, maulid , nyekar bunga dan lain sebagainya, yang sudah menjadi tradisi warga Sunny Syafi'i, telah kami terangkan secara rinci bersama dalil-dalilnya baik dari Alquran maupun hadits-hadits shahih. Jika membaca artikel-artikel tersebut tolong dibaca pula komentar para pengunjung, karena banyak tambahan ilmu. Atau akhi bisa juga klik kolom Book Collection pada judul : PAHAM-PAHAM YANG HARUS DILURUSKAN. Selamat membaca.

3.
Pengirim: ujang  - Kota: jombang
Tanggal: 23/8/2010
 
buku mahrus ali,kasep 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Tak ada karya tulis yang 'KASEP. Justru yang tidak punya karya tulis itu adalah figur yang KASEP. Jadi, kirim doong karya tulis anda !

4.
Pengirim: ochi  - Kota: cirebon
Tanggal: 20/12/2010
 
sholawat dan dzikir yang antum lakukan gk berasal dari rosululloh ya?buktinya kalimat pada paragraf tujuh,"...memperkuat keyakinan kita dalam mengamalkan sholawat dan dzikir yang sudah diamalkan sejak ratusan tahun mulai zaman para penyebar Islam di Nusantara, yaitu para wali."  
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Memangnya apa ada dari nash Alquran maupun Hadits shahih yang melarang umat Islam berdzikr dan bershalawat dengan membaca lafadz selain dari lafadz yg diajarkan Rasulullah SAW? Karena umat Islam dewasa ini banyak yang membaca dzikir dan shalawat di samping menggunakan lafadz yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, juga berdzikiq nagham dan syair gubahannya sendiri, termasuk juga dalam membaca doa, terkadang menggunakan doa yang diajarkan Nabi SAW, juga membaca doa karangannya sendiri. Contoh banyak penduduk Porong yang berdoa : Ya Allah, bukakanlah hati pemerintah dan pmilik Lapindo agar segera melunasi ganti rugi bagi rumah kami yang tenggelam. Karena dalam Alquran dan Hadits shahih tidak ditemukan nashnya tentang doa yang dibutuh oleh warga Porong, maka mereka mengarang sendiri lafadz doanya itu. Nah, apa yang seperti ini dilarang agama? Kalau memang ada, tolong sebutkan dalil pelarangannya dari Alquran dan Hadits !

5.
Pengirim: sukron  - Kota: metro
Tanggal: 2/2/2011
 
Assalamu'alaikum.
Tolong kirim ke emailku tentang kesalahan/kbohongan H. Mahrus Ali secara terperinci,dlm buku brjudul 'mantan kiai nu menggugat tahlilan,istighosahan dan ziarah para wali'' dgn halm bukunya,serta kutipan kalimat n pembenarannya,

2. Apakah bedanya salafi,wahabi,dan ahlus sunnah??

3. Di hadist ada kalimat' umat islam akan trpecah jd 73 golongan,dan hanya 1 yg masuk surga'
yg q tanyakan yg dimaksud dgn 'golongan' d hadist tsb apa y?
Trims

Mohon sgera d jawab,aku hanyalah orang awam,, 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
1. Buku counteran yang dimaksud sudah banyak beredar, ditulis oleh beberapa pihak, antara lain LBMNU, coba kontak kpd Ustadz Idrus Romli 085236763102, mudah2an beliau masih menyimpan stoknya. 2. Wahhabi/Salafi adalah pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab, antara lain aqidahnya menyakini bahwa Allah itu memiliki anggota tubuh seperti anggota tubuh para makhluq, dan Allah masih butuh makhluq, seperti tempat, arah, waktu dan lain sebagainya. Mereka juga mengingkari tahlilan, maulid Nabi,ziarah kubur dan beberapa amaliyah umat Islam mayoritas. Sedangkan Ahlus sunnah meyakini sebagaimana dalam Alquran LAISA KAMITSLIHI SYAIUN (Tiada satupun makhluq yg menyerupai Allah). Imam Empat madzhab fiqih, Hanafi-Maliki-Syafi'i-Hanbali yg diikuti oleh seluruh warga Ahlus sunnah bersepakat mengatakan, barangsiapa yang menisbatkan anggota tubuh kepada Dzat Allah maka orang tersebut telah keluar dari aqidah umat Islam. 3. Arti golongan dalam hadits tsb adalah kelompok aliran dalam Islam, seperti Syiah, Mu'tazilah dsb, satu2nya kelompok yg selamat adalah sesuai sabda Nabi : Hendaklah kalian mengikuti golongan/kelompok yang mayoritas. Secara riil, kelompok mayoritas di dunia saat ini adalah Ahlussunnah wal jamaah.

6.
Pengirim: hamba Allah  - Kota: cirebon
Tanggal: 27/2/2011
 
Kalau dialog terbuka diadakan di kota suci Mekkah atau Madinah, mungkin Ustad Mahrus Ali bisa hadir 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Kedua belah fihak hidup di Jawa Timur.

7.
Pengirim: ahmad sudibyo  - Kota: demak
Tanggal: 8/3/2011
 
sebelum nya saya minta maaf,setahu saya kalau tidak sesuai dengan perintah Allah dan Rosul nya maka ibadah nya akan tertolak. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Para Ulama Ahlus sunnah wal jamaah selalu beribadah sesuai dengan tuntunan Alquran dan Hadits dengan keluasan pandangan dan pemahaman mereka, yang bukan sekedar pemahaman secara harfiyah/tekstual. Para ulama Ahlus sunnah wal jamaah sejak jaman shahabat hingga qiamat mengenal ma'nawiyah/kontekstual dalam memahami ajaran Islam, tidak kaku seperti kaum Wahhabi. Untuk itu pula bangsa Indonesia menjadi muslimin mayoritas bahkan terbesar di seluruh dunia, karena konon para walisongo menggunakan pemahaman kontekstual dalam mengislamkan leluhur bangsa Indonesia. Jika tidak, maka tidak menutup kemungkinan bangsa Indonesia hingga kini masih menganut paham Animisme, Dinamisme, Hinda dan Budha.

8.
Pengirim: Kangaris  - Kota: Jember
Tanggal: 26/5/2012
 
Buku tersebut (Mantan K NU meng..) ditulis oleh orang salafi. Saya tidak yakin benar, namanya KH Mahrus Ali. Mungkin hanya mencatut nama Kiyai besar dari Lirboyo (alm). Sebenarnya orang salafi itu tidak tahu sama sekali ilmu mustholah. Apa yg dikatakan Albani maudlu' ya dia cuma taklid buta saja. Kalau kita layani pun . . percumah malawan orang bodoh. Apapun hujjah kita akan dianggapnya dlo'if kalau tidak sejalan dengan aliran dari madzhab Albani ini. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Ya, seringkali ada sifat ketidakjujuran di kalangan mereka dalam penukilan naskah. Istilah dalam musthalah hadits adalah TIDAK MEMILIKI AMANATUN NAQLI

 
Kembali Ke Index Berita
 
 
  Situs © 2009-2024 Oleh Pejuang Islam