KAPAN AJAL TIBA
Luthfi Bashori
Hampir semua orang itu mempunyai kenginginan untuk menambah kepemilikan terhadap harta, kekayaan, jabatan pangkat dan kehidupan yang semakin nyaman di masa depannya, bahkan terjadi juga di kalangan orang-orang usia lansia.
Hingga tidak jarang keinginan yang bersifat duniawi tersebut dapat melupakan kewajiban untuk memperbaiki kehidupan akhiratnya, karena terlalu semangat dalam mengejar kekayaan harta, atau kenaikan pangkat dan jabatan, atau kenikmatan syahwati terhadap lawan jenis selain pasangan sah-nya.
Rasulullah SAW bersabda: “Seandainya engkau mengetahui ajal (tiba) dan kelanjutannya, niscaya engkau akan membenci cita-cita dan tipuan-tipuannya” (H.R Imam Baihaqi)
Yang di maksud dengan cita cita dalam hadits ini ialah segala hal yang menyangkut perkara duniawi, karena sesungguhnya kesenangan duniawi itu adalah kesenangan yang memperdayakan. Cita-cita ini berkepanjangan, maksudnya tiada henti-hentinya, dan tidak jarang hingga melupakan perkara akhirat, karena berusaha untuk memperoleh kebahagiaan duniawi yang belum dimilikinya.
Ajal dalam arti kematian dan apa yang akan ditemui setelah kematian itu tiba, andaikata saja setiap orang diberitahu kapan waktu ia akan mendapatinya, niscaya tak akan ada seorangpun yang akan berlomba-lomba berebut dan mengurusi kehidupan duniawi.
Namun setiap orang yang diberitahu kapan ia akan meninggal dunia, tentulah orang tersebut akan lebih berkonsentrasi dalam beribadah kepada Allah, dan akan rajin mohon ampun serta perlindungan, akibat rasa ketakutan yang sangat terhadap kedatangan ajal, padahal semakin bertambah hari akan semakin dekat pula waktu kedatangannya.